Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
Olahraga
10 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
2
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
Olahraga
11 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
3
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
Olahraga
6 jam yang lalu
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
4
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
Olahraga
5 jam yang lalu
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
5
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Olahraga
5 jam yang lalu
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
6
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
Olahraga
5 jam yang lalu
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Penjelasan Istana Soal Jokowi Sindir KPK Sporadis

Penjelasan Istana Soal Jokowi Sindir KPK Sporadis
Kamis, 12 Desember 2019 09:31 WIB
JAKARTA - Staf khusus presiden bidang hukum, Dini Purwono mengatakan, kritik Presiden Joko Widodo terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang bekerja secara sporadis merupakan pesan positif agar bekerja lebih terarah dan sistematis.

"Pada intinya Presiden hanya ingin kinerja KPK bisa menjadi lebih efektif dan efisien," kata Dini dalam pesan tertulisnya, Kamis (13/12/2019), sebagaimana dikutip dari Tempo.co.

Dini mengatakan, pemberantasan korupsi secara efektif tidak boleh terfokus hanya pada upaya penindakan, tapi juga upaya pencegahan. Sehingga, setiap penindakan harus dijadikan bahan evaluasi dan diikuti dengan perbaikan sistem. Dengan begitu, pelanggaran serupa tidak terjadi lagi atau dapat dimitigasi dengan mudah di kemudian hari.

"Jadi pendekatan yang diambil harus menyeluruh, baik dari sisi preventif maupun korektif. Termasuk juga dengan menggarap secara serius kurikulum pendidikan antikorupsi di seluruh sekolah di Indonesia," katanya.

Kurikulum pendidikan antikorupsi, misalnya menanamkan semangat antikorupsi, nilai-nilai kejujuran, disiplin, dan kerja keras sejak usia dini. Pekerjaan KPK, kata Dini, akan menjadi semakin ringan seiring dengan makin mengakarnya budaya antikorupsi dalam kehidupan rakyat Indonesia.

Dini menuturkan, selanjutnya diatur strategi secara cermat dalam menggarap fokus area. Misalnya, pembenahan sistem, melakukan analisa mana yang harus digarap terlebih dahulu agar perbaikan sistem efektif, dan mengetahui sumber permasalahannya.

"Apakah akan mulai dengan membenahi sistem di pemerintahan pusat, pemerintahan daerah, kepolisian, kejaksaan, sistem berusaha, atau apa," ujarnya.

Sebelumnya, di Hari Anti Korupsi 9 Desember 2019, Presiden Jokowi menyoroti fokus kerja pemberantasan rasuah. Katanya, "apakah perbaikan di sisi eksekutif daerah? Atau sisi pemerintah pusat? Atau kepolisian, atau kejaksaan? Sehingga harus ditentukan fokusnya sehingga tidak sporadis. Evaluasi sangat perlu,".***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:GoNews Group, Hukum, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/