Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
16 jam yang lalu
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
2
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Pemerintahan
20 jam yang lalu
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
3
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
Olahraga
19 jam yang lalu
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
4
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
Olahraga
17 jam yang lalu
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
5
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
Olahraga
17 jam yang lalu
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
6
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Olahraga
16 jam yang lalu
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Fahri Hamzah: Gubernur Tak Perlu Dipilih Langsung

Fahri Hamzah: Gubernur Tak Perlu Dipilih Langsung
Selasa, 19 November 2019 19:32 WIB
Penulis: Muhammad Dzulfiqar
JAKARTA - Mantan Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah berpandangan, Pemilihan Gubernur bisa gunakan metode pemilihan tak langsung, guna memudahkan keselarasan langkah kepemimpinan Daerah Tingkat I itu dengan laju Pemerintah Pusat.


"Jadi pemilihan secara langsungnya itu, turun ke Daerah Tingkat II (Kabupaten dan Kota, Red) dengan kepercayaan bahwa kita percaya bupati-bupati kita akan bisa lebih otonom," kata Fahri saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk "Revisi UU Pilkada, Adakah Ruang Kembali ke DPRD?" yang berlangsung di Media Center DPR/DPD/MPR RI, Selasa (19/11/2019).

Metode pemilihan langsung, yang selama ini diterapkan baik pada Pigub maupun Pilkada, kata Fahri, "sekarang ini Bupati merasa lebih hebat dari Presiden, Gubernur juga merasa. (Seolah-olah menyatakan, Red) Kita kan sama-sama dipilih rakyat Pa! Katanya begitu. Terus dia sok belagu, padahal dia mondar-mandir minta anggaran pemerintah,".

Potret egoisme tersebut, juga dinilai Fahri kontra produktif dengan sistem presidensialisme yang sebenarnya dianut oleh Indonesia. Termasuk diantara sistem presidensialisme itu, kata Fahri, adalah bagaimana Presiden dapat optimal mengelola daerah.

"Beda presiden partainya dengan dia (Kepala Daerah, red), kok dia lalu merasa punya hak untuk men-challenge Presidennya?" tandas Fahri.

Karena potret yang demikian itu lah, Fahri mendorong agar dibuat desain yang matang terkait kepemiliuan di Indonesia.

"Saya mengusulkan, pemilihan nanti ada perubahan cara memilih, itu tergantung desainnya, misalnya otonomi (sebagai basis desainnya, Red). Saya lebih cenderung otonomi itu di tingkat dua (2) saja karena sekarang udah ada otonomi tingkat tiga (3), sebabkan ada undang-undang desa," katanya.

Jadi, kata Fahri, "kalau otonominya ditaruh di tingkat dua (2) maka otonomi tingkat satunya ditiadakan saja, sehingga pada saat otonomi ditiadakan di tingkat satu maka tak perlu Gubernur dipilih secara langsung,". ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/