Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Kalah, Gol Jasim Elaibi Paksa Indonesia Terbang ke Paris
Olahraga
20 jam yang lalu
Indonesia Kalah, Gol Jasim Elaibi Paksa Indonesia Terbang ke Paris
2
Persib Bersiap Menyongsong Championship Series
Olahraga
23 jam yang lalu
Persib Bersiap Menyongsong Championship Series
3
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
9 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
4
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
7 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
5
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
6 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
6
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
6 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Soal Rencana Sertifikasi Layak Nikah Kemenko PMK, Ini Tanggapan MPR

Soal Rencana Sertifikasi Layak Nikah Kemenko PMK, Ini Tanggapan MPR
Wakil Ketua MPR, Jazilul Fawaid. (GoNews)
Minggu, 17 November 2019 10:17 WIB
Penulis: Muhammad Dzulfiqar
BALI - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy menjelaskan soal wacana Sertifikasi Layak Nikah untuk meluruskan interpretasi yang Ia sebut; 'semaunya'.

Di Unisa Yogyakarta, Sabtu (16/11/2019), mantan Mendikbud itu menyatakan, apa yang dimaksud tentang sertifikasi tersebut merupakan program pembekalan pra nikah yang di akhir programnya, peserta akan memperoleh sertifikat.

“Jangan dibayangkan itu sulit, juga bukan sertifikasi seperti yang dibayangkan orang. Lha, kalau kita ikut penataran kan juga dapat sertifikat kan, gitu lho maksudnya," kata Muhadjir.

Muhadjir menjelaskan, program yang rencananya akan mulai diterapkan tahun 2020 itu akan diupayakan fleksibel bagi calon pengantin, termasuk dengan opsi teknis pelaksanaan yang tersedia online maupun offline.

“Misalnya dua tahun sebelum nikah juga boleh sudah ngambil itu (pembekalan pra nikah). Jadi kemudian juga boleh pilih, misalnya sudah dokter, ya nggak perlu ngambil modul yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi kan," jelasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Jazilul Fawaid menilai program tersebut bukan hal yang urgen saat ini. Menurutnya, sertifikasi guru lebih penting dari sertifikasi nikah.

"Orang sertifikasi guru saja tidak bisa, sekarang sertifikasi layak kawin, menambah nambah kerjaan saja," ujar politisi PKB itu di Bali, Minggu (17/11/2019).

Jazilul menilai sertifikasi layak nikah, hanya akan menambah pekerjaan dan menyedot anggaran. Meskipun, pada prinsipnya Ia setuju jika calon pengantin mesti diberi pendampingan untuk persiapan menghadapi bahtera rumah tangga.

"Tapi kalau sertifikasi, itu nanti prakteknyakan lebih sulit untuk dilaksanakan. Karena membutuhkan anggaran macam-macam. Saya pikir bukan sesuatu yang mendesak," pungkasnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/