Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
Olahraga
21 jam yang lalu
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
2
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Rian: Liang/Wang Lebih Berani dan CerdikĀ 
Olahraga
21 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Rian: Liang/Wang Lebih Berani dan CerdikĀ 
3
Indonesia Runner Up Piala Thomas, Bakri Kesulitan Keluar dari Tekanan
Olahraga
18 jam yang lalu
Indonesia Runner Up Piala Thomas, Bakri Kesulitan Keluar dari Tekanan
4
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
DKI Jakarta
1 jam yang lalu
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
5
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
Pemerintahan
41 menit yang lalu
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
6
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Pemerintahan
47 menit yang lalu
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Penjelasan Jack Dorsey soal Penghentian Iklan Politik di Twitter

Penjelasan Jack Dorsey soal Penghentian Iklan Politik di Twitter
CEO Twitter Jack Dorsey berpidato di depan balai kota di Institut Teknologi India (IIT) di New Delhi, India, 12 November 2018. REUTERS
Kamis, 31 Oktober 2019 17:48 WIB
Penulis: Muhammad Dzulfiqar
JAKARTA - Twitter akan menghentikan iklan politik di platform media sosial itu sekitar November 2019. Aturan ini berlaku untuk seluruh dunia.

Kamis (31/10/2019), CEO Twitter, Jack Dorsey melalui akun @jack menyatakan, "kami telah membuat keputusan untuk menghentikan semua iklan politik di twitter secara global,".

Kutipan cuitan itu, per pukul 17.12 WIB sudah cuit ulang oleh netizen sebanyak 86 ribu kali dan disukai sebanyak 392 ribuan kali.

Melalui rangkaian cuitannya, Jack menjelaskan bahwa kekuatan iklan di internet sangatlah besar dan membawa resiko signifikan. "Ia dapat digunakan untuk mempengaruhi suara-mempengaruhi kehidupan jutaan orang.

Iklan politik di Internet, kata Jack, menghadirkan tantangan baru untuk wacana kenegaraan, informasi negatif yang tidak dicentang dan resiko kabar palsu. "Semua pada peningkatan kecepatan, kecanggihan, dan skala luar biasa,".

Twitter, kata Jack, menyadari betul bahwa mereja adalah bagian kecil dari ekosistem periklanan politik yang besar. "Kita membutuhkan peraturan iklan politik yang lebih berpandangan ke depan," katanya.

Dan, lanjutnya, "Internet menyediakan kemampuan yang baru, dan regulator perlu berpikir melewati hari ini untuk memastikan medan bermain yang merata,".

Ia menegaskan, Twitter akan membagikan kebijakan finalnya secara resmi sebelum tanggal 15 November 2019. "Termasuk beberapa pengecualian, misalnya jika akhirnya iklan yang mendukung pendaftaran pemilih masih diizinkan,".

"Ini bukan sekedar tentang kebebasan berekspresi," kata Jack.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/