Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Pemerintahan
12 jam yang lalu
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
2
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
Olahraga
11 jam yang lalu
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
3
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
8 jam yang lalu
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
4
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
Olahraga
10 jam yang lalu
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
5
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
Olahraga
9 jam yang lalu
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
6
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Olahraga
8 jam yang lalu
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Penyair, Sastrawan dan Seniman Rayakan Hari Puisi dengan Kenduri Budaya di Muara Bio Kampar

Penyair, Sastrawan dan Seniman Rayakan Hari Puisi dengan Kenduri Budaya di Muara Bio Kampar
Rabu, 09 Oktober 2019 09:29 WIB

PEKANBARU - Puluhan penyair, sastrawan, budayawan dan seniman dari berbagai provinsi di Indonesia, bahkan mancanegara mengikuti Kenduri Budaya di Desa Muara Bio, Kecamatan Kamparkiri Hulu, Kabupaten Kampar, Sabtu (5/10/2019).

Kegiatan yang digagas dan dilaksanakan  oleh Komunitas Seni Rumah Sunting Pekanbaru ini, didukung berbagai pihak, antara lain Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, WWF Indonesia, Yayasan Peduli Konservasi Alam (Yapeka),  Papala Padang Sawah, dan yang paling penting didukung Kepala Desa dan masyarakat Desa Muara Bio serta kepala desa di sepanjang alir Subayang, seperti Desa Gema, Tanjung Belit, Aur Kuning dan Pangkalan Serai. Kepala desa tersebut selain hadir, juga membantu perahu untuk kepentingan transportasi  dari Desa Gema menuju Muara Bio.

Kepala BBKSDA Riau, Suharyono SH, MHum, MSi hadir sebagai salah satu pembicara dalam Kenduri Budaya tersebut. Ada juga Rini Intama, penyair dan sasterawan asal Banten, Kepala Desa Aur Kuning Adamri. Dialog dimoderatori langsung oleh Kunni Masrohanti, pembina sekligus pimpinan Komunitas Seni Rumah Sunting.

Sastrawan dan penyair yang hadir antara lain, Presiden Penyair Indonesia Sutardji Calzoum Bachri (Jakarta), Ihsan Subhan (Jawa Barat), Ujang Saepuddin (Jawa Barat), Nik Mansour Nik Halim (Vietnam), Y Nidie Nie (Vietnam), Dr Malim Gazali (Kuala Lumpur, Malaysia), M Rosli Bakir dan Hamzah Hamdan (Johor, Malaysia), Dr Hermawan an, Dr Endut Achadiat, Muhammad Subhan, Muhammad Ibrahim Ilyas, Arbi Tanjung, Syarifuddin Arifin, Yeyen Kiram (Sumbar), Ubaidillah Al Ansori, Suyadi San, Tantowi Panggabean (Medan), Erlina (Kepri), Abinya Umar (Palembang) dan masih banyak lainnya.

Para peserta menikmati kemolekan alam Rimbang Baling dan Sungai Subayang dengan naik perahu (piaw), bebas mengeksplore kebudayaan masyarakat Muara Bio, makan bajamba, mengikuti dialog sastra budaya, membaca puisi di panggung terbuka, melihat lebih dekat prosesi tembak ikan hingga api unggun, bakar ikan dan udang di tengah malam.

Dialog sastra dan budaya malam itu mengusung tema Mancokau Puisi dalam Lubuk Tradisi. Kunni Masrohanti, pembina sekaligus pimpinan Komunitas Seni Rumah Sunting, menjelaskan, tema itu sengaja dikedepankan agar penyair yang datang melihat, mendengar dan merasakan keistimewaan adat, budaya dan tradisi di sana, lalu menuliskan  dalam karya puisi.

''Mancokau itu artinya membongkar. Kami berharap penyair yang datang akan membongkar informasi dari dalam lubuk tradisi yang mereka dengar dan rasakan, lalu menulisnya menjadi puisi,'' kata Kunni.

Kenduri Budaya malam itu juga dihadiri Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kampar Zulia Darma, Ketua Genpi Kampar Dody Rasyid Amin dan Wakil Ketua DPRD Kampar Repol S.Ag.

Sutardji Calzoum Bachri yang mengikuti rangkaian kegiatan sejak sehari sebelumnya di Pekanbaru, mengatakan, Kenduri Budaya merupakan cara yang diberikan Kunni dan Rumah Sunting agar para penyair tidak hanya mengetahui bagaimana adat dan tradisi sebagai sumber inspirasi puisi, tapi juga melihat dan merasakan langsung.

''Menulis puisi dengan sumber inspirasi yang hanya diketahui berbeda dengan yang dilihat dan dirasakan. Kunni mengajak penyair dengan Kenduri Budaya di Muara Bio menjadi tidak hanya  mengetahui, tapi juga mengajak penyair untuk melihat dan merasakan sendiri, '' kata Sutardji. ***

Editor:Hermanto Ansam
Kategori:Riau, Umum, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/