Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
Olahraga
12 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
2
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
Olahraga
12 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
3
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
Olahraga
7 jam yang lalu
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
4
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
Olahraga
6 jam yang lalu
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
5
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
Olahraga
6 jam yang lalu
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
6
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Olahraga
6 jam yang lalu
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Home  /  Berita  /  GoNews Group

BBKSDA Riau Cari Penyebab Kematian Gajah di Bengkalis

BBKSDA Riau Cari Penyebab Kematian Gajah di Bengkalis
Rabu, 09 Oktober 2019 12:22 WIB
PEKANBARU - Seekor gajah liar ditemukan mati di Kelurahan Balai Raja Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis beberapa hari lalu. Saat ini, Balai Besar Koneservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mencari tahu penyebab kematian satwa bertubuh bongsor tersebut.

“Untuk mengetahui kepastian penyebab kematian gajah bernama Dita itu, kita menurunkan tim untuk melakukan neukropsi,” ujar Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, Rabu (9/10/2019).

Suharyono menjelaskan, nekropsi atau bedah bangkai merupakan teknik yang sangat penting dalam penegakan diagnosa penyakit. Sifat pemeriksaan hasil nekropsi berdasarkan perubahan patologi anatomi.

"Nekropsi adalah tehnik lanjutan untuk mengukuhkan diagnosa klinik. Supaya dapat diketahui penyakit yang diderita dan menjadi sebab kematian gajah," terangnya.

Sementara itu, Heru Sutmantoro, Kepala Bidang KS BKSDA Riau mengatakan dari hasil pemeriksaan bangkai, gajah itu berjenis kelamin betina. Dan diperkirakan berumur 25 tahun dengan ciri-ciri fisik ada cacat kaki kiri depan dengan tidak adanya telapak kaki, tidak mempunyai gading.

Mirisnya, kondisi Gita membusuk dengan isi perut sudah keluar dan tidak ditemukan adanya luka bekas benda tajam atau kekerasan fisik di tubuh gajah tersebut.

"Kematian diperkirakan 6 hari lalu, karena melihat dari cir-ciri fisiknya. Gajah itu merupakan anggota kelompok gajah di Suaka Margasatwa Balai Raja," kata Heru.

Terhadap gajah Dita, BBKSDA Riau bersama dengan Vesswic dan HIPAM pernah melakukan kegiatan medis pada gajah tersebut. Pada tahun 2014 tim BBKSDA Riau menemukan telapak kaki depannya sudah putus dan dilakukan pengobatan. Dua tahun kemudian, tepatnya pada 2016, tim medis BBKSDA dan Vesswic kembali melakukan pengobatan luka pada kaki gajah tersebut.

Lalu pada tahun 2017 tim medis kembali melakukan pengobatan karena kondisi gajah yang lemah, jalannya sangat lambat dan tidak lincah. Kemudian pada tahun 2018, tim medis kembali melakukan pengobatan sebanyak 2 kali.

Hingga akhirnya, warga Kelurahan Balai Raja Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis menemukan bangkai gajah liar itu Senin (7/10). Kondisi satwa yang memiliki belalai itu memprihatinkan karena membusuk. (gs1)

Editor:Hermanto Ansam
Kategori:Peristiwa, Riau, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/