Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
Umum
18 jam yang lalu
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
2
Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak, Ria Ricis Resmi Jadi Janda
Umum
18 jam yang lalu
Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak, Ria Ricis Resmi Jadi Janda
3
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
Umum
18 jam yang lalu
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
4
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
4 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
5
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
3 jam yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
6
Menpora Dito Ajak Dukung Apriyani cs, Ricky Subagja: Tidak Ada Yang Tak Mungkin
Olahraga
3 jam yang lalu
Menpora Dito Ajak Dukung Apriyani cs, Ricky Subagja: Tidak Ada Yang Tak Mungkin
Home  /  Berita  /  GoNews Group

DPRD Kritik Pabrik ICS Patin Pemda Kampar Belum Beroperasi Hingga Kini

DPRD Kritik Pabrik ICS Patin Pemda Kampar Belum Beroperasi Hingga Kini
Anggota DPRD Kampar, Repol
Rabu, 25 September 2019 00:44 WIB
Penulis: Syawal Jose
BANGKINANG - Pabrik Integrated Cold Storage (ICS) atau Gudang Beku Terintegrasi Ikan Patin, di Desa Koto Perambahan, Kecamatan Kampa, telah rampung pada awal 2019 lalu.

Namun, pabrik ICS itu sampai sekarang, belum juga beroperasi. Kondisi ini, menuai kritik tajam dari DPRD Kampar. Adalah Repol yang bersuara.

Wakil Ketua DPRD Kampar ini menyebut, tidak beroperasinya ICS meski telah lama rampung, akibat perencanaan pembangunan pabrik yang tidak matang.

"Mungkin dulu perencanaanya kurang matang," ujar Repol kepada wartawan, Selasa (24/9/2019).

Seharusnya, kata Repol, sejak perencanaan awal, mestinya, sumber bahan baku dikaji dulu.

“Kalau pabrik untuk pengalengan ikan, tentu bahan bakunya harus ada dulu. Tentu, didata dulu, ikan patin mana yang mau dikalengkan itu," tukasnya lagi.

Repol mencontohkan, bagi pihak yang ingin membangun pabrik kelapa sawit, yang harus dibuat lebih dahulu tentu saja kebun kepala sawit. Jika produksi kebun masih belum mencukupi, kata dia, yang harus dipikirkan selanjutnya oleh pemilik pabrik dari mana mencari kekurangan bahan bakunya.

"Kalau persoalan ketersedian bahan baku mencukupi, biasanya barulah pabrik sawit dibangun. Jangan asal bangun pabrik saja. Ini sama, seperti itu juga harusnya ICS ini," ungkap wakil rakyat dari Rantau Kampar Kiri ini.

Repol menyebut, ICS pada awal gagasannya, di 2007 dulu, bernama kamparikom.

“Waktu itu, idenya kamparikom itu, itu membayangkan sepanjang sungai itu keramba patin semua,” kenang Repol.

Ditambahkannya, cerita yang mengawali kemunculan kamparikom, dikatakan bahwa proses membuat pabrik selama 7 bulan. Sementara, ikan bisa panen setelah 3 bulan.

''Jadi 4 bulan sebelum pabrik selesai dibangun, ikan sudah ada,'' ungkap mantan presiden mahasiswa IAIN Riau ini.

Dulu, kata Repol, pada 2007, rencana pembangunan kamparikom terkesan mencari-cari kegiatan saja tanpa kajian dan perencanaan yang betul-betul matang.

''Dulu (2007), kami simpulkan Kamparikom itu hanya mencari-cari kegiatan saja. Uang pemda habis untuk modal, tapi kegiatan tidak ada,'' ujar Repol.

Diberitakan pada awal tahun 2019 lalu, tepatnya di 10 Januari 2019, Bupati Kampar, Catur Sugeng Susanto, mengatakan, dengan adanya ICS di Kabupaten Kampar ini, nantinya, diharapkan dapat mengembangkan industri perikanan berbasis budi daya serta dapat mengembangkan akses dan jaringan pasar, mengoptimalkan potensi perikanan, meningkatkan produksi, mengembangkan pakan ikan mandiri dan mengembangkan BBI lokal sebagai broodstock center.

Ditambahkan Bupati, bahwa ICS ini dibangun pemerintah pusat untuk mengolah hasil perikanan di Kampar. Ke depan, kata dia, petani di Kampar tidak lagi mengalami kendala dalam memasarkan hasil produksi dengan harga yang tetap bersaing.

“Keberadaan pabrik (ICS) ini harus bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin yang muaranya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kampar,” ujar Bupati.

Saat itu, Catur Sugeng Suanto juga berkesempatan melakukan pertemuan dengan petani dan pengumpul ikan yang ada di Kabupaten Kampar. Para petani ikan ini banyak membudi dayakan ikan di Koto Tibun, Kuok dan XIII Koto Kampar.

Dari penjelasan petani, terungkap bahwa, produksi atau budi daya ikan di Kampar sudah melebihi kebutuhan pasar lokal. Keberadaan ICS ini dijamin tidak akan menganggu kebutuhan masyarakat di pasar lokal dan justru akan membuka pasar baru bagi petani yang akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Namun, faktanya, hingga kini pabrik ICS kebanggaan Pemkab Kampar itu belum juga beroperasi. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/