Usung Tema Tanjak, Desa Selatbaru Posisi Keempat Tingkat Nasional
Penulis: Ismail
Berdasarkan pengumuman dari pihak penyelenggara, sebanyak 40 dari kategori umum yang menerima apresiasi. Pada urutan pertama, diraih Kampung Ciwassiat RT01 RW 12 Kelurahan Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Jawa Barat. Posisi kedua, Kelurahan Dulanpokpok, Distrik Pariwari, Kabupaten Fakfak, Papua Barat.
Posisi ketiga, Cik Lanang RT 15 RW 5 Desa Jobokubo, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah dan posisi keempat Dusun Beringin, Desa Selatbaru, Kecamatan Bantan Bengkalis. Desa yang dinakhodai Rahayu Nandang ini berhasil disisihkan para peserta pada ajang dalam kerangka yang disetujui Hari Ulang Tahun ke-74 Republik Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri.
''Alhamdulillah, Desa Selatbaru bisa mengharumkan Kabupaten Bengkalis sekaligus Provinsi Riau di ajang nasional. Ini merupakan hadiah bagi masyarakat Selatbaru dan daerah ini,'' ungkap Rahayu Endang.
Pada ajang festival ini, masyarakat RW 04 Dusun Beringin Desa Selatbaru mengusung konsep Tanjak. Mengapa harus mengusung tema Tanjak, padahal masyarakat yang berpartisipasi Selatbaru adalah keturunan Jawa. Ketua RW 04 Supri menjelaskan alasan mengusung Tanjak, karena tema yang tepatkan pihak penyelenggara adalah Cinta Negeri.
Meskipun diterima di Jawa, namun mereka tetap tinggal di tanah Melayu, tentu saja harus menjunjung tinggi budaya di bumi ini dipijak di mana langit dijunjung.
''Atas dasar itu kami mengusung tema Tanjak, tanda kebesaran Melayu untuk dipindahkan pada Festival Gapura Cinta Negeri 2019,'' ungkap Supri. Siapa desainer dibalik Tanjak ini, tak lain adalah putra Selatbaru jebolan Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, Deby Prima Setya.
Dusun Beringin bergotong royong. Proses pembuatannya, tergolong lama, yaitu sekitar 20 hari. Pemuda dan masyarakat bergotong royong mencari bahan baku dan termasuk biaya iuran. Karena keterbatasan anggaran, mereka menggunakan bahan-bahan bekas seperti bekas baleho, triplek dan kayu karet yang merupakan kontribusi dari masyarakat.
''Budaya Gotong royong yang masih melekat, sehingga mampu menghasilkan Gapura yang sangat sederhana dengan menggunakan biaya yang minim, dengan bermodalkan kain spanduk (baleho) bekas yang mampu menghasilkan karya yang bisa digunakan rupa. Pemikiran dan kerja sama yang baik, menciptakan seni kreasi yang selalu menjunjung tinggi adat dan budaya yang dimiliki,'' ungkap Supri.
Tanjak Gapura Cinta Negeri dipadukan dengan ciri khas Suku Jawa. Perpaduan tersebut melambangkan variasi suku bangsa di wilayah RW.04 Dusun Beringin Selatbaru Kecamatan Bantan.***
Kategori | : | Pemerintahan, Riau, GoNews Group |