194 Guru di Riau Dilatih Agar Pelajar Mampu Hasilkan Gagasan Sendiri
Penulis: Friedrich Edward Lumy
Hal itu yang menjadi alasan Tanoto Foundation melatih 194 guru, yang terdiri dari kepala sekolah, pengawas, dan dosen LPTK Universitas Riau dan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Modul II Program PINTAR (Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran).
"Kita memberikan keterampilan praktis kepada peserta dalam menerapkan pembelajaran yang menitikberatkan pada penyelidikan dan penemuan, seperti gagasan secara mandiri oleh pelajar di kelas," kata Direktur Program PINTAR Tanoto Foundation, Stuart Weston kepada GoRiau.com, Selasa (3/9/2019).
Dikatakan Stuart, pelatihan ini juga mengintegrasikan peningkatan program untuk pengembangan budaya baca di sekolah dan manajemen sekolah yang mendukung keberhasilan pembelajaran.
Pelatihan yang dilaksanakan di Hotel Grand Labersa ini, mempersiapkan para fasilitator daerah dan dosen untuk melatih kembali para guru, kepala sekolah dan pengawas di sekolah dan madrasah mitra di empat kabupaten/kota dalam mengimplementasikan materi modul II.
"Kabupaten dan kota yang sudah kerjasama dengan Tanoto Foundation, yaitu Kota Pekanbaru, Dumai, Kabupaten Siak, dan Bengkalis, serta mitra LPTK," ungkap Stuart. Selain keempat kabupaten dan kota mitra dan dosen LPTK, Tanoto Foundation juga melatih fasilitator lokal Program STEP dan sekolah dampingan School Improvement Program dari APRIL.
Ujang Sukandi, Kepala Pelatihan Guru dan Sekolah Tanoto Foundation mengungkapkan, bahwa kualitas hasil belajar pelajar sangat bergantung pada kualitas proses pembelajaran yang kuncinya dimainkan oleh guru.
"Pelatihan ini penting bagi guru dan dosen, karena pelatihan ini lebih fokus pada pembahasan 'ruh' pembelajaran masing-masing mata pelajaran. Dengan 'ruh' dan pemodelan pembelajaran yang diikuti peserta, diharapkan dapat merancang pembelajaran yang baik untuk topik-topik lain," ujar Ujang.
Ujang berharap, setelah mengikuti pelatihan modul II ini, siswa akan mengalami pembelajaran yang memungkinkan mereka membangun sendiri gagasan mereka.
"Penyelidikan dan penemuan siswa hendaknya diapresiasi oleh guru, dan kalaupun hasilnya tidak seperti yang diharapkan, tidak perlu disalahkan, melainkan ditanya, apa yang menyebabkan hasilnya seperti itu, bukan disalahkan," jelas Ujang. ***
Kategori | : | Pendidikan, Riau, Umum, GoNews Group |