Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
16 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
2
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
15 jam yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
3
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
Olahraga
14 jam yang lalu
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
4
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
Umum
12 jam yang lalu
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
5
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
Olahraga
10 jam yang lalu
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
6
Ed Sheeran Pilih Fokus Tur, Belum Mau Rilis Lagu Baru Tahun Ini
Umum
12 jam yang lalu
Ed Sheeran Pilih Fokus Tur, Belum Mau Rilis Lagu Baru Tahun Ini
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Pasca Korban Tewas di Deiyai, Rusuh Papua Bukan Lagi soal GSB

Pasca Korban Tewas di Deiyai, Rusuh Papua Bukan Lagi soal GSB
Ketua Komisi I DPR RI, Abdul Kharis Almasyhari (tengah). (Foto: Twitter)
Kamis, 29 Agustus 2019 11:40 WIB
Penulis: Muhammad Dzulfiqar
JAKARTA - Ketua Komisi I DPR RI, Abdul Kharis Almasyhari mengaku prihatin dan mengutuk tindakan gerakan separatis bersenjata (GSB) yang menunggangi aksi massa di Deiyai, Papua telah menelan korban nyawa. Rusuh Papua, bukan lagi soal Gerakan Separatis Bersenjata (GSB).

“Ini bukan lagi soal kelompok kriminal, ini menciderai kedaulatan NKRI, setiap jengkal tanah Republik ini harus aman dari setiap rongrongan kelompok macam ini. ," kata Kharis dalam keterangan tertulisnya, Kamis (29/08/2019).

Pemerintah, menurut Kharis, harus menjadikan krisis Papua ini sebagai prioritas yang harus segera ditangani, sebelum jatuh korban yang semakin banyak lagi.

"Bila kita gagal menangani krisis Papua bisa jadi akan membawa negara kita ke arah perpecahan dan disintegrasi yang merembet di mana-mana,” tegasnya.

Menurut politisi F-PKS ini, TNI, Polri dan Badan Intelijen Negara (BIN), tentu sudah mempunyai data dan infomasi intelijen terkait kasus tersebut. Ia meyakini situasi dan kondisi di lapangan dapat dianalisis untuk diambil langkah-langkah dan tindakan yang diperlukan. Tentu dengan kerjasama dan koordinasi dengan semua pihak.

Abdul Kharis juga menyatakan bahwa keberingasan Gerakan Separatis ini juga harusnya membuka mata dunia agar proporsional melihat masalah di Papua.

"Jangan sampai kita menyia-nyiakan pengorbanan nyawa, darah, keringat dan air mata yang sejak berpuluh puluh tahun lamanya tumpah di sana, terutama pengorbanan para pahlawan yang berguguran merebut dan mempertahankan kedaulatan kita di Papua," katanya.

Diberitakan sebelumnya, kerusuhan terjadi di Deiyai, Papua pada Rabu (28/08/2019), sebagai buntut pengepungan terhadap asrama Mahasiswa Papua di Surabaya beberapa waktu lalu.

Insiden di Deiyai, itu telah menewaskan tiga orang. Dua orang tewas adalah warga sipil dan satu orang lainnya merupakan anggota TNI AD.

"Saat ini korban sudah dievakuasi ke RSUD Enarotali, dan situasi aman," tegas Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua, Irjen Pol. Rudolf Rodja.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/