Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Rosan: Olimpiade Paris Diharap jadi Penentu Sukses 3 Target Utama Angkat Besi
Olahraga
23 jam yang lalu
Rosan: Olimpiade Paris Diharap jadi Penentu Sukses 3 Target Utama Angkat Besi
2
Milly Alcock Siap Beraksi dalam Film Baru Supergirl
Umum
23 jam yang lalu
Milly Alcock Siap Beraksi dalam Film Baru Supergirl
3
Sarwendah Layangkan Somasi, Geram Difitnah Punya Hubungan Khusus dengan Bertrand Peto
Umum
22 jam yang lalu
Sarwendah Layangkan Somasi, Geram Difitnah Punya Hubungan Khusus dengan Bertrand Peto
4
Ariel NOAH Berbagi Cerita Menjaga Keharmonisan Band
Umum
23 jam yang lalu
Ariel NOAH Berbagi Cerita Menjaga Keharmonisan Band
5
Ezra Walian Bertekad Sudahi Puasa Juara Persib Bandung
Olahraga
7 jam yang lalu
Ezra Walian Bertekad Sudahi Puasa Juara Persib Bandung
6
Tomas Jaktim Sebut Berpasangan Dailami Firdaus Potensial Menang di Pilkada Jakarta
Pemerintahan
7 jam yang lalu
Tomas Jaktim Sebut Berpasangan Dailami Firdaus Potensial Menang di Pilkada Jakarta
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Soal Pemindahan Ibu Kota, La ode Ida: Pemerintah Jangan Gegabah Ambil Keputusan

Soal Pemindahan Ibu Kota, La ode Ida: Pemerintah Jangan Gegabah Ambil Keputusan
Domi Dese Lewuk (Ketua Umum AJIT)-Dr. Sutomo (tokoh Sulsel), Dr. Laode Ida (Komisoner Ombusman RI), Troy.E. P (Politisi PDIP), Dr. Djafar Ngabalin (Praktisi Pendidikan dari Papua Barat). (istimewa)
Minggu, 25 Agustus 2019 21:57 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Komisioner Ombudsman RI La Ode Ida mengingatkan kepada pemerintah agar tidak gegabah membuat keputusan terkait pemindahan ibu kota negara.

"Memindahkan sebuah ibu kota negara bukan perkara mudah. Perlu kajian serius dalam berbagai aspeknya sebelum keputusan itu diambil," kata La Ode Ida dalam diskusi bertajuk "Indonesia Timur Bersuara" yang digelar oleh Asosiasi Jurnalis Indonesia Timur (AJIT), di Balai Pustaka, Minggu siang (25/8/2019).

Menurut La Ode, pemerintah perlu memperbanyak sumber rujukan, terutama pada negara-negara yang pernah memindahkan ibu kota negaranya.

Hal itu kata, supaya pemerintah benar-benar punya referensi yang kuat dan jelas tentang bagaimana dampak yang ditimbulkan, setelah negara bersangkutan memindahkan ibu kota negaranya.

"Merujuk pada beberapa pengalaman yang dialami baik itu di negara-negara persemakmuran meliputi negara-negara di Afrika dan Australia, pemindahan ibu kota negara tidak semulus dan sebaik yang kita bayangkan. Maka itu, saya kira penting sekali untuk dilakukan kajian yang serius," tandasnya.

La Ode melanjutkan, dari pengalaman yang ada, beberapa kasus memperlihatkan aktivitas di lingkungan ibu kota lama selalu ramai, dimana pada saat bersamaan di lokasi ibu kota baru justru mengalami kondisi sebaliknya. Meski begitu, dia mengaku niat memindahkan ibu kota negara patut diapresiasi.

"Tapi secara prinsip kita dukung pemindahan ibu kota itu," cetusnya.

La Ode tidak menampik, pemindahan ibu kota akan membawa keuntungan bagi daerah yang ditunjuk sebagai lokasi ibu kota baru. "Kita harus akui bahwa pemindahan ibu kota memang agak menguntungkan daerah baru pemindahan ibu kota baru itu," ungkap La Ode.

Namun, dia tidak menginginkan keputusan itu diambil tergesa-gesa. Apalagi, lanjut dia, anggaran yang dibutuhkan begitu besar, yakni berkisar 500 triliun rupiah.

"Tentu dengan anggaran yang besar ini jangan sampai keputusan yang diambil terkesan asalan. Sebab anggaran sebesar itu jika difungsikan dengan benar akan jauh lebih bermanfaat," tutupnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/