Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Stefano Cugurra Siapkan Cara Hentikan Da Silva-Ciro di Semifinal Leg Pertama
Olahraga
23 jam yang lalu
Stefano Cugurra Siapkan Cara Hentikan Da Silva-Ciro di Semifinal Leg Pertama
2
Nick Kuippers Bertekad Berikan Hasil Terbaik Untuk Bobotoh
Olahraga
23 jam yang lalu
Nick Kuippers Bertekad Berikan Hasil Terbaik Untuk Bobotoh
3
Borneo FC Siap Lawan Madura United Dan Tambahan Dukungan Spesial
Olahraga
22 jam yang lalu
Borneo FC Siap Lawan Madura United Dan Tambahan Dukungan Spesial
4
Madura United Lanjutkan Target Dengan Semangat K3 Tanpa Pelatih Kepala
Olahraga
22 jam yang lalu
Madura United Lanjutkan Target Dengan Semangat K3 Tanpa Pelatih Kepala
5
Pemain Persib Sambut Positif VAR Di Championship Series BRI Liga 1 2023/24
Olahraga
22 jam yang lalu
Pemain Persib Sambut Positif VAR Di Championship Series BRI Liga 1 2023/24
6
Forum LKS Jakarta Apresiasi Bantuan 1.300 Paket Sembako dari Jokowi
Pemerintahan
22 jam yang lalu
Forum LKS Jakarta Apresiasi Bantuan 1.300 Paket Sembako dari Jokowi
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Kericuhan di Manokwari PDIP Duga Ulah Tokoh Papua Merdeka Benny Wenda

Kericuhan di Manokwari PDIP Duga Ulah Tokoh Papua Merdeka Benny Wenda
Kericuhan di Manokwari. (Istimewa)
Selasa, 20 Agustus 2019 17:55 WIB
JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Komarudin Watubun, menyoroti masalah pengepungan mahasiswa Papua di Surabaya yang berujung kericuhan di Manokwari, Papua. Dia curiga, aksi itu ditengarai kelompok Benny Wenda, tokoh perjuangan Papua merdeka.

"Kan contoh begini, sekarang ada kelompok Benny Wenda cs lagi bergerak pertemuan di negara-negara pasifik. Nah waktu yang sama di dalam negeri juga bergejolak. Waktu yang sama, pertanyaan besar?" kata Komarudin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (20/8).

Komarudin merasa tak wajar melihat pengepungan mahasiswa Papua di asrama Surabaya yang dianggap begitu heboh. Menurutnya, itu menjadi pemicu warga Papua marah.

"Mengapa sampai berapa gawat, sampai asrama itu harus diserbu dengan aparat dengan alat lengkap seperti begitu, itu kan cuma berapa orang. Tetapi kenapa itu dibuat, didramatisir seolah-olah ini dunia sudah mau kiamat. Itu penyebab juga orang terbakar emosi," tuturnya.

"Lalu, apakah benar bendera yang jatuh ke selokan itu benar orang Papua yang buang? Saya tidak terlalu percaya, karena kita di sana kan sering-sering yang begitu-begitu, sudah biasa dengan lagu-lagu itu. Ini kan lagu-lagu lama yang biasa diganti penyanyi saja," sambungnya.

Komarudin menilai, tak mungkin terjadi kericuhan bila tak ada konsolidasi yang besar. Menurutnya, peristiwa itu adalah satu gerakan yang harus ditelisik. Dia ingin masalah di usut dari akar supaya api padam.

"Masa orang bicara monyet di Surabaya langsung di beberapa kota terjadi kebakaran. Jadi jangan kita sibuk untuk mengurus permukaan ya, asap, sibuk siram asap, tapi apinya tidak diurus," ujarnya.

Ia kemudian berkesimpulan bahwa pemerintah memang tidak serius mengurus Papua. Menurutnya, pemerintah belum punya formula ampuh menangani masalah Papua dengan baik. Komarudin harap, penanganan Papua dilakukan oleh orang tulus, tidak dimanfaatkan untuk isu-isu cari jabatan dan pangkat.

"Dulu sampai ada demo besar-besaran. Waktu saya langsung turun ke lapangan jadi saya tahu. Di depan Universitas Cenderawasih yang ada bunuh brimob, bunuh AU, yang beringas demonstrasinya. Tetapi ditangani juga secara sporadis. Begini sudah, ini paling satu minggu juga sudah lupa lagi," tutupnya.

Benny Wenda merupakan sosok pria Papua yang menjadi sorotan karena menginginkan kemerdekaan Papua. Benny diketahui tinggal di Inggris dan kerap kali melakukan tindakan nekat. Salah satunya menyerahkan petisi kemerdekaan Papua Barat ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2017 lalu.

Petisi kemerdekaan itu langsung diserahkan oleh pemimpin gerakan Organisasi Papua Merdeka, Benny Wenda, kepada Komite Dekolonisasi PBB dijuluki 'C24', bertanggung jawab buat mengawasi perkembangan daerah bekas jajahan menuju kemerdekaan.

Benny yang selama ini tinggal dalam pengasingan di Inggris menyatakan kalau petisi itu ditandatangani oleh 70 persen warga Papua Barat, dan dibawa diam-diam ke markas PBB di New York, Amerika Serikat.

Kini Benny Wenda mendapat penghargaan Oxford Freedom of the City Award pada 17 Juli 2019. Tentu saja penghargaan itu dikecam oleh pemerintah Indonesia.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Merdeka.com
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta, Papua
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/