Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Zaira Kusuma: Perjalanan Masih Panjang dan Harus Tetap Latihan
Olahraga
20 jam yang lalu
Zaira Kusuma: Perjalanan Masih Panjang dan Harus Tetap Latihan
2
Satoru Mochizuki Siapkan Agenda Khusus Setelah Piala Asia U-17 Wanita
Olahraga
20 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Siapkan Agenda Khusus Setelah Piala Asia U-17 Wanita
3
Tekad Serdadu Tridatu Amankan Poin Penuh di Semi Final Leg Pertama
Olahraga
16 jam yang lalu
Tekad Serdadu Tridatu Amankan Poin Penuh di Semi Final Leg Pertama
4
KPU DKI Menerima Penyerahan Dukungan Perseorangan
Pemerintahan
20 jam yang lalu
KPU DKI Menerima Penyerahan Dukungan Perseorangan
5
Kepiawaian Okto Membawa Pencak Silat Dapat Pengakuan IOC
Olahraga
16 jam yang lalu
Kepiawaian Okto Membawa Pencak Silat Dapat Pengakuan IOC
6
Tren Buruk Persib Dari Bali United Tidak Penting Bagi Hodak
Olahraga
16 jam yang lalu
Tren Buruk Persib Dari Bali United Tidak Penting Bagi Hodak
Home  /  Berita  /  Lingkungan

Menteri LHK hingga Gubernur DKI kena Semprot Bambang Haryo soal Karhutla

Menteri LHK hingga Gubernur DKI kena Semprot Bambang Haryo soal Karhutla
Foto: Reuters
Senin, 19 Agustus 2019 18:06 WIB
JAKARTA - Anggota Komisi V DPR RI, Bambang Haryo S. turut angkat bicara soal kebakaran hutan dan polusi udara di Jakarta. Menteri KLHK pun dinilai bisa dicopot jika dianggap perlu.

"Saya melihat orang-orang di KLHK tidak profesional. Ini tidak bisa dibiarkan. Kalau menterinya perlu dicopot, ya copot sekarang, karena tidak menangani masalah kehutanan dengan baik. Padahal negara tetangga seperti Malaysia dan Papua Nugini sejak 1983 tidak pernah mengalami kebakaran hutan," kata Bambang dalam keterangan tertulisnya, Senin (19/08/2019) kemarin.

Buruknya kinerja Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) beserta jajaran, menurut Bambang, terlihat dari penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terlalu mengandalkan BNPB, "padahal yang harus bertanggung jawab adalah KLHK,".

Kinerja buruk lainnya yang terkait dengan profesionalitas, disebut Bambang, adalah diterbitkannya Peraturan Menteri Nomor 83 Tahun 2016 tentang Perhutanan Sosial, yang mengizinkan masyarakat untuk menempati hutan dengan luas 2 hektare (ha) per orang, dan ditargetkan sebanyak 7 juta orang bisa menggunakan lahan hutan untuk kegiatan ekonomi seperti bercocok tanam.

"Ini akan berdampak pada kerusakan hutan akibat adanya pembukaan lahan dan merusak habitat di hutan. Ini satu kesalahan besar. Ini salah satu penyebab pembakaran hutan di negara kita," kata Bambang.

Sementara itu, kata Bambang, kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sangat besar, baik dari ekonomi, pariwisata, kesehatan, hingga pendidikan. "Dampaknya juga dirasakan warga DKI Jakarta karena polusi di Ibu Kota diduga berasal dari karhutla, terutama di Sumatra dan Kalimantan,".

Buntut dari polusi udara di Jakarta tersebut, Pemerintah DKI diminta segera menyelesaikannya dengan cara khusus dan cepat, mengingat, "60% ekonomi Indonesia beraada di Jakarta,".

Karena itu, anggota komisi bidang transportasi nasional itu pun, mengkritik kebijakan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang membatasi usia kendaraan. "(Itu, red) akan berdampak fatal baik pada lingkungan, kemacetan dan bahkan pada ekonomi nasional kita,".

Pasalnya, Dia memprakirakan, pembatasan usia kendaraan bermotor akan menimbulkan ekonomi biaya tinggi dan menaikkan impor. Sebab, kebijakan ini akan mendorong masyarakat membeli kendaraan baru, yang produsennya masih didominasi asing.

Hari ini, Selasa (20/08/2019), KLHK menggelar rapat bersama Komisi VII DPR RI di Nusantara I, Senayan, Jakarta.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:GoNews Group, Hukum, Ekonomi, Pemerintahan, Politik, Lingkungan, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/