Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
18 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
20 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
16 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
16 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
5
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
16 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
6
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
17 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Seleksi Anggota BPK, Pengamat Sebut Mirip Dukun Melobby Setan

Seleksi Anggota BPK, Pengamat Sebut Mirip Dukun Melobby Setan
Jum'at, 12 Juli 2019 19:24 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA  - Seleksi pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dianggap mirip dengan dukun saat melobby setan. Karena saat seleksi, bukan mengandalkan kompetensi yang sehat, melainkan mengandalkan lobby.

Hal itulah yang diungkapkan Direktur Eksekutif Center for Badget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi saat diskusi dengan tema 'BPK Diantara Tarikan Politisi dan Profesionalisme' yang digelar di Media Center Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (12/7/2019).

Komposisi peserta yang mendaftar kata Ucok, ada 32 orang, 10 orang dari anggota Partai Politik, 10 internal BPK dan 10 sisanya adalah consultan, swasta dan akademisi.

"Yang akan banyak diambil dari Politisi yang 10 anggota dewan itu, yakni akan diambil 3 orang. Saya lihat alat uji testnya tim seleksi ini bukan untuk menguji kemampuan. Tetapi justeru kekuatannya adalah lobby, siapa yang kuat lobby akan masuk jadi pimpinan."

Bila lobby yang menjadi penentu lolos atau tidaknya peserta seleksi kata Ucok, itu sama dengan dukun dengan setan.

"Dukun itu ngelobby setan itu sesajennya harus kuat apakah nasih tumpeng, kembang itu harus kuat supaya dukun bisa masuk jadi apapun. Itu ilustrasinya saya tidak mengatakan suap menyuap ini ilustrasi saja," katanya.

Jika dibandingkan dengan seleksi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Uchok menyebutkan, lebih baik seleksi KPK. Walaupun banyak juga anggota kepolisian yang mau menjadi pimpinan KPK.

"Polisi gak tahu diri, padahal suap-menyuap di polisi itu banyak, tetapi merasa orang paling benar masuk ke KPK. Padahal kalau mau berantas korupsi polisi enggak usah masuk ke KPK."

"Gunakan saja instansi polisi untuk memberantas korupsi ngapain masuk ke KPK kalau bukan menjadikan KPK hancur. Sama seperti BPK, kalau Politisi yang mimpin itu tetap saja tidak bisa diandalkan untuk melakukan pemberantasan korupsi, untuk mengaudit yang benar," jelasnya.

Seperti diketahui, DPR sudah menyeleksi 32 nama calon anggota BPK yang saat ini diserahkan ke Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Menurut Wakil Ketua Komisi XI DPR Achmad Hafisz Tohir, nama-nama itu akan dikecurutkan menjadi lima orang saja dalam hitungan sebulan.

Lima orang inilah yang akan masuk ke tahap selanjutnya yakni uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test). Keputusan nantinya akan dipertimbangkan berdasarkan rekomendasi dari DPD.

"Jadi bisa saja rekomendasi DPD menjadi keputusan kami bisa saja tidak," ucap dia. Adapun uji kelayakn dan kepatutan (fit and proper test) dijadwalkan terselenggara pada pertengahan Agustus mendatang.

Dari 32 nama yang terpilih, 12 di antaranya memiliki latar belakang di partai politik . Berikut nama-nama calon anggota BPK yang lolos seleksi administrasi:

Nurhayati Ali Assegaf (Partai Demokrat)

Pius Lustrilanang (Partai Gerindra)

Ahmadi Noor Supit (Partai Golkar)

Tjatur Sapto Edy (PAN)

Ruslan Abdul Gani (Partai Golkar)

Daniel Lumban Tobing (PDIP)

Akhmad Muqowam (PPP)

Wilgo Zainar (Partai Gerindra)

Bambang Pamungkas (internal BPK)

Riza Suarga (swasta)

Eddy Suratman (akademisi)

Izhari Mawardi (konsultan)

Jimmy M Rifai Gani (swasta)

Raja Sirait (konsultan)

Heru Muara Sidik (swasta)

Muhammad Yusuf Ateh (birokrat)

Fontian Munzil (hakim)

Saiful Anwar Nasution (internal BPK)

Dadang Suwarna (internal BPK)

I Gede Kastawa (internal BPK).

Hendra Susanto (internal BPK)

Gunawan Adji (akademisi)

Muhammad Syarkawi Rauf (akademisi)

Suharmanta (PKS)

Tito Sulistio (swasta)

Indra Utama (birokrat)

Heru Kreshna Reza (internal BPK)

Chandra Wijaya (akademisi)

Sahala Benny Pasaribu (PDI Perjuangan)

Syafri Adnan Baharuddin (internal BPK)

Harry Azhar Aziz (petahana, mantan politikus Golkar)

Achsanul Qosasi (petahana, mantan politikus Demokrat).***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/