Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
Olahraga
7 jam yang lalu
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
2
Tak Sabar Main di Timnas Indonesia, Maarten Paes Sebut Momen Besar Jadi WNI
Olahraga
16 jam yang lalu
Tak Sabar Main di Timnas Indonesia, Maarten Paes Sebut Momen Besar Jadi WNI
3
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
Pemerintahan
7 jam yang lalu
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
4
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
Umum
4 jam yang lalu
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
5
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
Umum
4 jam yang lalu
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
6
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor 'Temurun' Jadi Ajang Fun Run
Umum
4 jam yang lalu
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor Temurun Jadi Ajang Fun Run
Home  /  Berita  /  Lingkungan

Dari Malang Hadir Minyak Goreng Berbahan Ulat

Dari Malang Hadir Minyak Goreng Berbahan Ulat
Foto: bbcindonesia
Sabtu, 06 Juli 2019 20:18 WIB
JAKARTA - Para mahasiswa dari Universitas Brawijaya, Malang, telah memulai upaya-upaya ilmiah untuk membuat minyak goreng dari ulat. Bukan sembarang ulat yang digunakan, melainkan ulat Jerman yang merupakan telur dari kumbang.

Upaya ini, juga ditujukan untuk mengurangi pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit. Sebagai mana diketahui, kelapa sawit adalah bahan baku utama untuk minyak goreng selama ini. Demikian diberitakan bbcindonesia.

Tidak hanya minyak goreng, produk olahan lainnya seperti mentega juga diproduksi oleh para mahasiswa Malang dengan menggunakan ulat Jerman sebagai bahan baku.

Minyak goreng dari ulat Jerman ini, rencananya akan segera dikomersilkan, dan perusahaan-perusahaan di Eropa pun sudah siap jadi pembeli.

Pada 2016, tim mahasiswa yang tergabung dalam proyek Biteback, Insect Mineral Oil itu, meraih juara 2 dalam lomba teknologi ketersediaan pangan berkesinambungan, Thought for Food, yang digelar di Swiss.

Proyek ini bertujuan untuk mengurangi konsumsi minyak sawit yang sering dituduh sebagai penyebab kerusakan hutan.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Sumber:BBC Indonesia
Kategori:Jawa Timur, DKI Jakarta, Lingkungan, Pendidikan, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/