Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
15 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
17 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
13 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
13 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
5
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
13 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
6
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
14 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Soal Jatah Menteri, Sekjen PPP: NU Sudah Dapat Kehormatan Jadi Wakil Presiden

Soal Jatah Menteri, Sekjen PPP: NU Sudah Dapat Kehormatan Jadi Wakil Presiden
Selasa, 25 Juni 2019 12:25 WIB
JAKARTA - Sekjen PPP, Arsul Sani menanggapi permintaan Nahdlatul Ulama ( NU) yang meminta jatah menteri. Menurut Arsul, NU sudah diberikan tempat terhormat karena pimpinan tertinggi NU, Ma'ruf Amin merupakan wakil presiden.

"NU kan sudah mendapatkan kehormatan yang luar biasa bukan lagi masuk kabinet, pemimpin tertingginya sudah jadi wapres," ujar Arsul di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Senin (24/6).

Di sisi lain, Arsul menilai wajar elemen pendukung calon presiden petahana Joko Widodo ( Jokowi) meminta kadernya ditarik sebagai menteri. Termasuk pula Nahdlatul Ulama yang turut membantu menenangkan Jokowi.

Namun, Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf itu mengatakan, apakah Jokowi butuh kader NU masuk kabinet akan ada pertimbangan sendiri. Misalnya apakah Jokowi butuh peran NU dalam rangka melawan radikalisme yang berkembang.

"Pak Jokowi lah yang akan bicara dengan para petinggi NU," ucap Arsul.

Dia menilai, Jokowi bakal mempertimbangkan semua elemen masyarakat untuk masuk kabinet. Sebab, Jokowi diyakini akan memilih orang partai dan non partai untuk menjadi pembantunya di pemerintahan.

"Jadi kan secara garis besar portofolio kabinet itu akan diisi oleh partai dan non partai, bukan partai dan profesional," kata Arsul.

Diberitakan, Rais Aam PB NU Miftachul Akhyar mengatakan, pihaknya selalu menyiapkan kader terbaiknya jika diminta menjadi menteri. Hal ini menyikapi isu adanya perombakan kabinet serta kabinet baru di Pemerintahan 2019-2024 mendatang.

"Kalau sebetulnya, kalau siap sejak dulu siap. Cuma geraknya ini yang jadi kalau persiapan itu sebetulnya banyak kader-kader itu, tapi kapan maju jalannya kan gitu. Hanya siap saja, enggak maju-maju," ucap KH Miftachul di Jakarta, Minggu (23/6).

Dia tak menepis memang ada permintaan dari Presiden. "Ya memang ada. Tapi nantilah itu, kita lihat," jelas KH Miftachul.

Sementara itu, Wakil Rais Syuriah PWNU Jawa Timur, KH Agoes Ali Masyhuri (Gus Ali) menegaskan tidak ada dukungan politik yang gratis. Dia mengusulkan tambahan menteri dari kalangan NU.

"Tidak ada dukungan politik yang gratis!" tegas Gus Ali.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:merdeka.com
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/