Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
13 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
2
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
Olahraga
10 jam yang lalu
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
3
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
12 jam yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
4
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
Umum
8 jam yang lalu
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
5
Menpora Dito Ajak Dukung Apriyani cs, Ricky Subagja: Tidak Ada Yang Tak Mungkin
Olahraga
11 jam yang lalu
Menpora Dito Ajak Dukung Apriyani cs, Ricky Subagja: Tidak Ada Yang Tak Mungkin
6
Ed Sheeran Pilih Fokus Tur, Belum Mau Rilis Lagu Baru Tahun Ini
Umum
8 jam yang lalu
Ed Sheeran Pilih Fokus Tur, Belum Mau Rilis Lagu Baru Tahun Ini
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Ratusan Petugas KPPS Meninggal, Ombudsman Temukan Indikasi Maladministrasi

Ratusan Petugas KPPS Meninggal, Ombudsman Temukan Indikasi Maladministrasi
Senin, 20 Mei 2019 21:05 WIB
JAKARTA - Ombudsman RI menemukan maladministrasi dalam penyelenggaraan Pemilu karena kasus kematian ratusan petugas KPPS. Maladministrasi itu dilakukan oleh KPU, Bawaslu, Kementerian Kesehatan, pemerintah hingga DPR.

"Kami menyimpulkan indikasi maladministrasi terjadi," ujar anggota Ombudsman RI Adrianus Meliala saat pemaparan hasil kajian singkat bertajuk 'Memahami Kematian Petugas Pemilu 2019: Perspektif Pelayanan Publik' di kantor Ombudsman, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (20/5).

Maladministrasi ditemukan dalam kasus kematian tersebut karena penyelanggara Pemilu fokus kepada masalah teknis. Menurut Adrianus porsi tidak imbang diberikan kepada petugas KPPS.

"Sebaliknya sedikit sekali hal yang dilakukan dalam aspek keselamatan kerja dan kesehatan petugas Pemilu sebagai pemberi layanan," jelasnya.

Adrianus menyoroti nihilnya unit kerja dan pimpinan KPU serta Bawaslu, yang fokus dalam masalah kesehatan petugas. Selain itu juga sistem perekrutan petugas KPPS yang dilakukan berdasarkan kesukarelaan atau voluntarisme.

Petugas ini jumlahnya sangat besar dan bekerja dengan petugas Pemilu yang memiliki kompetensi khas dan fasilitas negara, yaitu pejabat di KPU dan Bawaslu.

"Justru paling besar, tidak mendapatkan penjelasan yang cukup, pelatihan cukup terkait dengan risiko yang muncul," imbuhnya.

Sementara, menurut Ombudsmans, respons KPU, Bawaslu sampai Kementerian Kesehatan menangani tumbangnya petugas tidak bisa dikatakan cepat dan istimewa. Kemenkes juga tidak memberikan respons terhadap petugas yang jatuh sakit.

"Perhatian kepada petugas Pemilu yang sakit belum maksimal," kata Adrianus.

Sedangkan, pemerintah dan DPR bertanggungjawab sebagai pembuat undang-undang yang menyebabkan terjadinya maladministrasi. "Mengingat DPR dan pemerintah merancang dan mengesahkan undang-undang yang terlalu teknis, diselesaikan secara berlarut dan ternyata tidak dijalankan publik," kata Adrianus.

Ombudsman melakukan kajian sekitar satu pekan dengan metode wawancara terhadap pihak KPU, Bawaslu, Kemenkes IDI, petugas KPPS dan keluarga petugas yang meninggal. Kajian dilakukan di lima belas daerah. Kajian tersebut disampaikan kepada perwakilan KPU RI, Bawaslu RI, IDI dan Kemenkes, Senin (20/5).

Sebelumnya, tercatat 527 orang petugas KPPS, 97 pengawas Pemilu dan 25 anggota kepolisian meninggal dalam penyelenggaraan Pemilu 2019. Kematian tersebut disebut karena masalah kelelahan saat bertugas.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:MERDEKA.COM
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/