Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
20 jam yang lalu
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
2
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Pemerintahan
24 jam yang lalu
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
3
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
Olahraga
23 jam yang lalu
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
4
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
Olahraga
21 jam yang lalu
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
5
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
Olahraga
21 jam yang lalu
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
6
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Olahraga
20 jam yang lalu
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Home  /  Berita  /  DKI Jakarta

13 Kali 'Tusuk Prabowo-Sandi', Sandiaga Dinilai Jadi Bintang Tutup Debat

13 Kali Tusuk Prabowo-Sandi, Sandiaga Dinilai Jadi Bintang Tutup Debat
Sabtu, 13 April 2019 23:23 WIB
JAKARTA - Cawapres Sandiaga Uno dinilai menjadi bintang di sesi terakhir debat kelima Pilpres 2019. Sandi dinilai menggunakan pendekatan marketing yang bagus dengan 13 kali bicara 'tusuk Prabowo-Sandi'.

"Sesi terakhir Sandi bagus, Sandi bagus, Sandi menggunakan pendekatan marketing dengan berbicara ke semua segmen, menggunakan bahasa yang berulang. Buat saya, itu emotional appeal, itu strategi marketing, walau ditutup Prabowo dengan tidak cukup baik," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya, Sabtu (13/4/2019).

"Kalau dari debat tadi, sesi terakhir, Sandi yang jadi bintang," sambungnya.

Dia menilai Prabowo-Sandiaga memang menggunakan narasi yang disebutnya tak berkembang sejak debat pertama. Namun, pendekatan itu dinilai berupaya membangun daya tarik emosional bagi masyarakat yang merasa ada keberpihakan.

"Suka atau tidak, Prabowo-Sandi dengan berbagai macam narasi yang tidak berkembang, menurut saya, tetap berhasil membangun emotional appeal, seakan-akan, terlepas fakta atau tidak mereka menunjukkan narasi yang sama yang diulang-ulang mengenai negara yang belum berpihak pada pihak tertentu, terlepas benar atau tidak data yang digunakan itu kena ke emosi beberapa segmen masyarakat," jelasnya.

Yunarto menganggap Prabowo secara intelektual terlihat menggunakan gaya populis yang tak kuat data. Sementara itu, Sandiaga menunjukkan gaya simplifikasi dalam berbagai permasalahan.

"Menurut saya memang secara intelektual menurut saya terlihat sekali gaya populis Prabowo yang tidak kuat data, gaya simplifikasi seorang Sandi, tapi kalau dilihat dari debat 1 sampai 5 ditambah penutup yang ditunjukkan Sandi, menurut saya memang sepertinya ini disengaja, ya," jelasnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:DETIK.COM
Kategori:DKI Jakarta, Politik, Pemerintahan, Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/