Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
16 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
2
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
14 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
3
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
15 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
4
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
14 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
5
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
9 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
6
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
9 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Minta Harga Tiket Turun, Faisal Basri: Memangnya Luhut Raja?

Minta Harga Tiket Turun, Faisal Basri: Memangnya Luhut Raja?
Jum'at, 29 Maret 2019 04:00 WIB
JAKARTA - Permintaan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan terkait penurunan harga tiket pesawat kepada seluruh operator perusahaan penerbangan harus berdasarkan aturan dan dasar.

Hal itu disampaikan Ekonom senior Institute for Development for Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri usai melakukan diskusi Publik Politik Pembangunan Infrastruktur di Batik Kuring, SCBD, Jakarta, Kamis (28/3)

"Kalau benar dipanggil Luhut, "Turunkan Kau" dasarnya apa? Enggak jelas, jadi semua itu harus pakai aturan memangnya, raja Luhut ini? Titah? Kan bukan titah, negeri ini harus tertib," tutur Faisal.

Terlebih kata dia, penetapan tarif batas atas dan tarif batas bawah penumpang pesawat lebih difokuskan kepada Kementerian Perhubungan.

"Oke ada namanya batas atas, batas bawah ya kasih Menhub (Budi Karya Sumadi), Menko, itu tugasnya mengkoordinasikan bukan mengambil keputusan, yang harusnya menteri teknis gituloh," paparnya.

"Jadi waduh kalau caranya gini kemudian tiba-tiba muncul aturankan ini bukan dari Luhut, tapi kementerian yang dibawahnya Luhut," tuturnya.

Faisal juga mencontohkan jika ada investor asing yang membuat pom bensin di Indonesia tentu tidak bisa diatur pemerintah, lantaran bahan bakar minyak tidak disubsidi pemerintah.

"Kita undang investor asing 'kan.  Investor asing itu bikin pompa bensin nah harganya itu bebas nggak diatur karena dia gak jualan subsidi, tiba-tiba kalau naikkan harga izin pemerintah ya, kan kacau begini-begini ini," paparnya.

Tindakan Luhut tersebut, dinilai Faisal menjadi alasan para investor untuk tidak minat berinvestasi di Indonesia.

"Pantes investasi enggak dateng-dateng, karena itu. Yang ini ngomong apa, yang itu ngomong apa. Jadi menteri yang satu sudah oke, menteri yang lain ngomong lain-lain. Jadi pusing. jadi enggak ada kepastian. Jadi ada aturannya terlepas dari saya setuju atau tidak setuju. ada aturan tapi semua harus pakai aturan, tidak boleh titah," tandasnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Rmol.co
Kategori:GoNews Group, Ekonomi, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/