Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
19 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
2
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
18 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
3
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
17 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
4
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
17 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
5
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
12 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
6
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
12 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Ini Kata EII dan KPU soal Potensi Kecurangan di Sistem Tabulasi Pemilu 2019

Ini Kata EII dan KPU soal Potensi Kecurangan di Sistem Tabulasi Pemilu 2019
Iskandarsyah. (GoNews.co/Zul)
Selasa, 12 Maret 2019 22:36 WIB
Penulis: Muhammad Dzulfiqar
JAKARTA - Analis Politik dari Etos Indonesia Institute (EII) Iskandar, meyangsikan sistem komputerisasi KPU steril dari potensi kecurangan Pemilu 2019. Meskipun, penghitungan suara hasil Pemilu dilakukan secara manual.

"Tetep semuanya lewat komputerisasi. Nah, ada ruang untuk curang di situ-di sistem komputerisasi," kata Iskandarsyah kepada GoNews Grup di markas TKN 01 di bilangan Jl. Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (12/03/2010).

Iskandarsyah lantas mengaitkan dengan dugaan-dugaan DPT invalid menyusul dihapusnya ratusan warga negara asing (WNA) dari DPT-HP 2 yang ditetapkan KPU RI, Desember 2018 lalu.

"Dari mana (ruang kecurangan itu, red)? Dari data yang tidak valid. Yang harus kita perhatikan adalah jumlah DPT itu berapa sebenarnya. Memang tidak bisa ada penggelembungan suara tapi mungkin ada penyusutan DPT. Nah, ini yang bisa di-switch," kata Iskandarsyah.

Sementara itu, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ilham Saputra, memastikan bahwa sistem IT KPU relatif aman dari kecurangan. Korelasi antara DPT yang disebut invalid dengan sistem tabulasi KPU pun disebut tidak relevan.

"Nggak ada hubungan," tegas Ilham kepada GoNews Grup di kantornya, Selasa (12/03/2019) malam-jika sistem komputerisasi tabulasi yang dimaksud adalah Situng KPU.

Ilham menjelaskan, Situng hanyalah sistem informasi kepada masyarakat terkait rekap data C1. Formulir C1 di setiap TPS akan diserahkan oleh PPK kepada KPU Kabupaten/Kota dan dilanjutkan ke KPU RI.

"Penghitungan (di TPS, red) nya sudah selesai kan? Di-scan kemudian direkap oleh temen-temen di Kabupaten/Kota. Hasil itu kemudian dikirim ke KPU Pusat. Dari TPS ke PPK, direkap per TPS-nya, ada saksinya, ada panwasnya, ada saksi dari partai (pengusung, red) kedua pasangan calon (Capres/Cawapres 01/02, red), ke Kabupaten, ke Provinsi, kemudian ke KPU RI. KPU RI menetapkan DPR RI, Presiden dan DPD," kata Ilham merinci.

Jadi, Ilham kembali menegaskan, "Nggak ada hubungannya sama Situng, Situng itu kan cuman informasi saja. Nggak ada hubungannya sama Situng,".

Untuk diketahui, Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) Pemilu 2019 adalah sistem bentukan KPU yang sudah disosialisasikan pada Jumat (18/1/2019) lalu.

Tak hanya menyosialisasikan Situng, KPU juga memintai pendapat Bawaslu, perwakilan Partai Politik, perwakilan pasangan Capres-Cawapres, Badan Cyber, BPPT dan Perguruan Tinggi.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/