Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
Olahraga
21 jam yang lalu
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
2
Heru Budi Hartono Tinjau Lokasi Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung
Pemerintahan
21 jam yang lalu
Heru Budi Hartono Tinjau Lokasi Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung
3
Senator Dailami Sesalkan Pengelola Minimarket Memukul Bukan Merangkul Jukir
DKI Jakarta
21 jam yang lalu
Senator Dailami Sesalkan Pengelola Minimarket Memukul Bukan Merangkul Jukir
4
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
Umum
19 jam yang lalu
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
5
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
Umum
16 jam yang lalu
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
6
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
Olahraga
21 jam yang lalu
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Pergerakan Politik Pemilu 2019-The Real Election

Harris Azhar Tolak jika Golput Disebut Bagian dari Propoganda Politik

Harris Azhar Tolak jika Golput Disebut Bagian dari Propoganda Politik
Direktur Lokataru, Haris Azhar . (Zul/GoNews.co)
Selasa, 05 Maret 2019 15:55 WIB
Penulis: Muhammad Dzulfiqar
JAKARTA - Direktur Lokataru, Haris Azhar menolak jika Golput dalam pemilu disebut bagian dari agenda propagandis yang anti Demokrasi. Haris, menuding balik pihak yang lebih dulu menyatakan hal tersebut.

"Anti Demokrasi, justru kita Golput karena kita percaya demokrasi. Dalam Demokrasi, gak boleh pemaksaan kehendak," kata Haris usai menjadi pembicara dalam sebuah diskusi di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (05/03/2019).

"Kalau dia memaksakan milih 01, 02, maka orang-orang itu tidak demokratis," kata pengajar mata kuliah HAM di Universitas Trisakti itu.

Sebelumnya, pengamat politik EII, Iskandarsyah menyebut, dua kubu politik petarung Pemilihan Umum (pemilu) serentak 2019 yakni kubu Prabowo-Sandi dan kubu Jokowi-Amin, tengah disusupi 2 kelompok anti Demokrasi dan anti Pancasila.

Menjadi parasit politik, agenda dua kelompok penyusup itu disebut Iskandar telah sukses 60 persen.

"Jika angka Golputnya tinggi, maka agenda mereka jadi 80 persen berhasil," kata Iskandarsyah, 25 Januari 2019, lalu.

Terkait situasi tersebut pun, Iskandarsyah meminta Kepala BIN, Budi Gunawan untuk membuka data kepada pemerintah. BPN Prabowo-Sandi dan TKN Jokowi-Maruf, juga diharapnya bisa segera duduk bersama.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/