Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
14 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
2
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
14 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
3
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
12 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
4
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
12 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
5
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
8 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
6
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
8 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Home  /  Berita  /  GoNews Group
Pergerakan Politik Pemilu 2019-The Real Election

'Penak Zamanku To', Benarkah Gerak Kebangkitan Orba?

Penak Zamanku To, Benarkah Gerak Kebangkitan Orba?
Ilustrasi.
Sabtu, 02 Maret 2019 15:18 WIB
Penulis: Muhammad Dzulfiqar
JAKARTA - Pengamat Politik dari Etos Indonesia Institute, Iskandarsyah, mengungkap adanya pergerakan politik yang nyata untuk membangkitkan Orde Baru (Orba). Hal itu, nampak dari eksistensi gerakan "Penak zamanku To?".

"Iya memang ini ada rencana-skenario, Orba ini mau dibangkitkan lagi. Iya kan? 'Enak ya jaman ku dulu?' Kayak gitu lah!" kata Iskandarsyah kepada GoNews.co, Senin (25/02/2019) lalu.

"Bahkan di Partai Berkarya pun ada ormasnya, itu namanya 'Penak zaman Ku Toh!'" imbuh Iskandarsyah menyebut Berkarya yang saat ini dipimpin oleh putra biologis Presiden era Orba, Soeharto (almarhum).

Terkait adanya pergerakan kebangkitan Orba tersebut, Iskandarsyah kemudian mempertanyakan posisi dan gerak juang para aktivis 98 yang dahulu menjatuhkan rezim Orba.

"Buat saya lucu. Yang saya pertanyakan kepada temen-temen 98 yang ikut menjatuhkan Soeharto (almarhum) kemana?" tukasnya.

Saya, kata Iskandarsyah, "Ada di lapangan; Saya digempur di Polda sama polisi-polisi. Saya digempur tentara. Saya ada di sebelum peristiwa 27 Juli, DPP Diponegoro diserang, peristiwa Gambir, peristiwa depan KPU-mahasiswa yang nabrak tentara, peristiwa Semanggi 1, Semanggi 2, saya ada di situ,".

Kenangan Iskandasyah pada masa-masa kelahiran era Reformasi itu, juga berbuntut pada pencatutan politisi-politisi anyar yang turut berkontestasi di Pemilu 2019 mendatang. "Grace Natalie, nggak ada. Rian Ernest, nggak ada. Tsamara, nggak ada. Mereka nggak ada,".

Iskandarsyah melanjutkan, dirinya tak menuding penggerak kebangkitan Orba di Pemilu 2019, berada di salah satu kubu pasangan calon (Paslon) Pilpres 2019. Namun kehadiran Berkarya di kubu Prabowo, menjadi catatan baginya. "Tapi Pak Prabowo kan belum tentu kayak Pak Harto," kata Iskandarsyah.

Selain menyebut nama Partai Berkarya pimpinan Tommy Soeharto, Iskandarsyah juga menyebut putri mendiang presiden ke-2 RI itu, Titiek Soeharto. Iskandarsyah, menyoal perbandingan korupsi era Orba dengan era Reformasi.

"Kalau Titiek Soeharto bilang, 'Zamannya Pak Harto nggak ada korupsi kayak sekarang gini,', Oooo zaman dulu nggak ada media, nggak ada medsos. Kalau ada, Pak Harto dulu yang nyemplung. Nggak mungkin menteri-menterinya, orang biangnya dia (Pak Harto, red) kok! Jangan samain kaya sekarang," katanya.

Hal yang paling penting diwaspadai publik soal Orba, menurut Iskandarsyah, adalah kepemimpinan yang otoriter, anti dikritik-alergi dikritik.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/