Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
20 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
2
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
20 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
3
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
21 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
4
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
Olahraga
21 jam yang lalu
Nova Arianto Panggil 36 Pemain untuk Seleksi Timnas U-16 Tahap Kedua
5
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
22 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
6
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
20 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Home  /  Berita  /  DKI Jakarta
Pergerakan Politik Pemilu 2019-The Real Election

PR bagi Aparat Keamanan dan Peyelenggara Pemilu, Menurut Mantan Vice President Pemuda ASEAN

PR bagi Aparat Keamanan dan Peyelenggara Pemilu, Menurut Mantan Vice President Pemuda ASEAN
Selasa, 26 Februari 2019 19:28 WIB
Penulis: Muhammad Dzulfiqar
JAKARTA - Mantan Vice President Pemuda ASEAN, Abhiram S. Yadav mengungkap potret proses Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 yang tengah berjalan. Abhiram, menyampaikan tugas berat negara untuk menjaga Indonesia.

Melalui keterangan tertulisya kepada GoNews.co, Selasa (26/02/2019), Abhiram mengatakan, situasi politik Pemilu 2019, tampak sangat tegang dimana nuansa fanatisme dari dua kelompok pendukung Paslon begitu kental dan menjadi ekskalasi yang meninggi baik di media pers maupun sosial media.

"(Padahal, red) kedua Calon (Prabowo dan Jokowi, red) tentu merupakan putra terbaik Bangsa," ujarnya.

Disisa waktu menjelang pemilu ini, kata Abhiram, suasana konstruktif dalam menyampaikan dan menerima gagasan, diharapkan lebih terbangun. Peran pemuda (dari semua lini), menjadi sangat penting dalam mengkonstrusksi informasi publik.

Negara, kata Abhiram, dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), memiliki tantangan besar dalam menjaga Persatuan Indonesia yang menjadi Sila ke-3 falsafah Republik ini.

"Khususnya menjelang dan sesudah pemilu. Agar dalam porosesnya semua pihak bisa terakomodir dengan baik," terang Abhiram.

Ia pun merinci, apa yang menjadi tugas berat KPU dan Bawaslu. Pertama, implementasi sila Persatuan Indonesia tersebut dimana KPU dan Bawaslu mesti bisa menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.

Sikap, rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara yang mencerminkan rasa Cinta Tanah Air dan Bangsa, juga diharap menjadi potret gerak KPU dan Bawaslu.

Semua tugas tersebut tentu mesti dilakukan bersama-sama dengan para pemuda, "(termasuk menyebarkan, red) rasa bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia serta memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika,".

Ketajaman perbedaan dan sinisme dua kubu pendukung Pilpres 2019, penting menjadi perhatian para aparat penegak hukum, "Untuk bisa bertindak; mengakomodir semua pihak dan menunjukan serta memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa semua berjalan secara Jujur dan adil,".

"Agar tidak ada saling menuduh di antara para kelompok pendukung," ujar Abhiram.

Sebagaimana seharusnya, lanjut Abhiram, Pemilu tentu diharapkan bisa menunjukan process kebebasan baik individu dan kelompok dalam hal memilih dan menyampaikan gagasan-gagasan positif sesuai semangat demokrasi.

"Tentunya Law and order harus tegak dalam hal menjaga proses pesta demokrasi. Karena makna demokrasi adalah melahirkan law and order yang adil serta bisa diaplikasikan sesuai norma-norma kemanusiaan," katanya.

Sebetulnya, kata Abhiram, Pemilu 2019 telah mengisyaratkan pesan persatuan bagi segenap bangsa. Terlihat, dari kedua Calon yang bertarung sebagai Calon Presiden (Capres) adalah incumbent dari pemilu sebelumnya.

"Dan terbukti sesudah pemilu 5 tahun lalu, mereka berdua bisa bekerjasama serta menjaga persatuan. Keduanya adalah contoh Persatuan," kata Abhiram.

Semangat ini lah yang menurut Abhiram, perlu dimunculkan dalam sisa-sisa hari menjelang pencoblosan 17 April, mendatang oleh para pemuda sebagai poros Persatuan, termasuk yang berada di KPU, Bawaslu, maupun TNI dan Polri.

Perlu diingat, kata Abhiram, bawha sesudah Pemilu masih banyak tantangan besar yang harus dihadapi sebagai bangsa, terkait dengan situasi ekonomi global yang tidak menentu dan tantangan dalam konsep Indo-Pacific yang sedang berkembang, serta menjaga perdamaian dunia.

"Yang semua (itu, red) baik secara langsung maupun tidak langsung memiliki dampak domestik (di dalam negeri, red)" pungkasnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Umum, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/