Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lima Komisi DPRD DKI Sampaikan Rekomendasi Atas LKPJ APBD 2023
Pemerintahan
22 jam yang lalu
Lima Komisi DPRD DKI Sampaikan Rekomendasi Atas LKPJ APBD 2023
2
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
Umum
16 jam yang lalu
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
3
Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak, Ria Ricis Resmi Jadi Janda
Umum
16 jam yang lalu
Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak, Ria Ricis Resmi Jadi Janda
4
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
Umum
15 jam yang lalu
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
5
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
2 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
6
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
45 menit yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Fahri Hamzah Ajak Pemuda Sulbar Berani dengan Literasi

Fahri Hamzah Ajak Pemuda Sulbar Berani dengan Literasi
Senin, 11 Februari 2019 21:57 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
MAMUJU - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menegaskan , tradisi membaca atau literasi yang baik, akan melahirkan masyarakat yang berkarakter, cerdas dan kritis.

Sebaliknya, ketika literasi rendah maka masyarakat gampang diprovokasi dan dijajah.

"Saya ini orang kampung. Walau dulu membaca di kampung hanya pakai pelita , tetapi literisasi yang kuat jadi modal kuat bagi saya berkompetisi di Jakarta. Tradisi membaca dengan kuat itulah modal yang aku miliki," kata Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah pada acara Ngobrol Inspiratif 'Bincang Literasi' di warung kopi Teras Mamuju di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Senin (11/2/2019).

Dahulu, tambahnya orang membaca buku ada pengantar, pendahuluan, isi dan kesimpulan namun saat ini muncul tradisi menulis pendek melalui media sosial.

Menurut dia, tradisi menulis pendek itu akan melahirkan manusia berpikiran pendek, tidak mengerti bagaimana melahirkan sitesa dan memunculkan kesimpulan sehingga tidak ada alur diskusi dan dialektika yang baik.

Karena itu, dia mengkritisi kurangnya dukungan dari pemerintah melalui arah kebijakan turut merendahkan budaya literasi di masyarakat.

Salah satu yang menghambat munculnya budaya literasi, lanjut Fahri adalah pelarangan buku dan tidak adanya contoh dari pemerintah bagaimana membudayakan membaca di masyarakat.

"Bagaimana mau mengkampanyekan literasi kalau konsepnya saja tidak ada. Itu yang membuat kita sulit. Kegandrungan nasional akan literasi masih rendah, lalu sekarang ditambah dengan hilangnya buku," tambah Fahri .

Kondisi ini pun , menurut Anggota DPR dari Dapil NTB itu, diperparah dengan munculnya upaya kriminalisasi terhadap seorang yang menuliskan gagasannya dalam tradisi teks pendek dengan dikenakan pasal pidana dalam UU ITE.. Padahal UU ITE harusnya digunakan untuk administrasi ekonomi.

“Seharusnya, pemerintah menyadarkan masyarakat untuk kembali kepada tradisi literasi, misalnya buku apa yang harus dibaca masyarakat seperti menggandrungi teks lama dan membaca sejarah secara utuh,” harapnya.

Fahri berpendapat pemimpin bangsa seharusnya mengambil posisi penting dalam tradisi literasi yaitu berbicara secara lantang terkait arah bangsa dan mengirimkannya sinyal tersebut kepada bangsa lain.

"Soekarno ketika di dalam penjara dan dipengasingan di Bengkulu, Ende dan Bandung, mampu mengirimkan sinyal kepada bangsa lain. Kiita butuh pemimpin 'raksasa' dalam ide dan pemikiran yang memukau dunia," katanya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/