Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
23 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
22 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
3
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
22 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
4
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
21 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
5
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
23 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
6
Lima Komisi DPRD DKI Sampaikan Rekomendasi Atas LKPJ APBD 2023
Pemerintahan
18 jam yang lalu
Lima Komisi DPRD DKI Sampaikan Rekomendasi Atas LKPJ APBD 2023
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Tolak Wacana Bamsoet Motor Masuk Tol, Pengamat Dorong Program Transportasi UMUM Masuk PSN

Tolak Wacana Bamsoet Motor Masuk Tol, Pengamat Dorong Program Transportasi UMUM Masuk PSN
Djoko Setijowarno. (Istimewa)
Jum'at, 01 Februari 2019 15:51 WIB
Penulis: Muhammad Dzulfiqar
JAKARTA - Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno menolak keras wacana pembangunan ruas jalan khusus sepeda motor di jalan tol yang disulkan Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo.

Alih-alih bikin proyek jalur motor, program transportasi nasional dianggap lebih bijak. "Sangat tidak setuju," kata Joko kepada GoNews.co, Jumat (01/02/2019).

"Itu melanggar UU Jalan dan PP Jalan Tol," imbuh Djoko menjelaskan.

Ia melanjutkan, wacana pembangunan ruas khusus sepeda motor di jalan tol, bertentangan dengan pasal 38 PP 15/2005 tentang Jalan Tol.

"Jalan tol hanya diperuntukkan pengguna jalan yang menggunakan kendaraan bermotor roda empat atau lebih," kata Djoko.

Wacana motor masuk tol ini, dinilai Djoko juga perlu diperhitungkan secara mendalam terkait aspek keselamatannya. Ia mengatakan, sepeda motor adalah penyumbang angka kecelakaan terbesar, yakni sekitar 80% secara nasional.

Ketika ditanya soal pemberlakuan akses tol untuk sepeda motor di Bali dan Suramadu yang sudah berlangsung lebih dulu, Djoko menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan diskresi pemegang kebijakan."Kalo ada di Bali dan Suramadu dulu, itu ada aturan khusus. [Itu, red] Diskresi PU," kata Djoko.

Djoko yang juga menjadi dosen Teknik Sipil di Universitas Katolik Soegijapranata itu mengatakan, sebaiknya DPR lebih mendukung gerakan pembenahan transportasi umum ketimbang membuat wacana pembangunan ruas jalan khusus sepeda motor di tol.

"Transportasi umum di Indonesia sungguh memalukan kondisinya. Jangan hanya lihat Jakarta saja, tapi di daerah sudah punah," tukas Djoko.

"Lebih bijak anggota DPR mengusulkan Program Transportasi Umum sebagai Program Strategis Nasional (PSN)," imbuhnya memungkasi.

Sebelumnya, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Bambang Soesatyo berharap, pemerintah bisa menambah lagi jalur khusus motor selebar 2,5 meter dengan pembatas atau separator di jalan-jalan bebas hambatan atau tol demi keadilan terhadap para pengguna sepeda motor. ***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:DKI Jakarta, Politik, Pemerintahan, Peristiwa, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/