Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
Olahraga
19 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
2
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
Olahraga
20 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
3
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
Olahraga
15 jam yang lalu
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
4
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
Olahraga
14 jam yang lalu
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
5
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
Olahraga
14 jam yang lalu
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
6
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Olahraga
14 jam yang lalu
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Mantan Simpatisan ISIS Ini Ikut Deklarasi Damai Jelang Pemilu 2019

Mantan Simpatisan ISIS Ini Ikut Deklarasi Damai Jelang Pemilu 2019
Rabu, 30 Januari 2019 18:01 WIB
JAKARTA - Mantan simpatisan ISIS, Amir Mahmud mengikuti deklarasi pemilu damai bersama sejumlah elemen lainnya di The Sunan Hotel Solo, Rabu (29/1). Deklarasi tersebut dimaksudkan demi terciptanya kondusifitas Kota Solo di tengah keberagaman.

Dalam kesempatan tersebut, mantan Ketua Forum Pendukung Daulah Islamiyah itu juga menjadi pembicara dalam acara focus group discussion (FGD). Amir yang merupakan pendiri Amir Institute itu mengajak masyarakat untuk tidak lagi mempermasalahkan perbedaan latar belakang.

"Saya berharap masyarakat tidak lagi mempermasalahkan perbedaan latar belakang. Perbedaan dan keberagaman itu sunatullah. Saya mengajak masyarakat agar kembali berpegang pada Pancasila," ujarnya.

Amir mengatakan negara telah menjamin kebebasan beragama melalui sila Ketuhanan yang Maha Esa. "Pancasila ini sudah teruji. Buktinya, tahun 1949 ada Kartosuwiryo, 1965 ada PKI, tapi Pancasila tetap eksis," tandasnya.

Saat ini, kata dia, tinggal bagaimana masyarakat bener-bener berkonsentrasi dengan hal-hal yang memperkuat ideologi Pancasila. Kota Solo, menurutnya, memang memiliki sumbu pendek dalam kaitan konflik horizontal.

Untuk itu, seluruh elemen harus lebih mengintensifkan komunikasi. Antisipasi harus dilakukan sejak dini sebelum terindikasi akan terjadinya konflik.

Dalam kesempatan sama, Wakapolresta Surakarta, AKBP Andy Rifai, menyampaikan, acara FGD tersebut merupakan salah satu cara untuk mempertemukan seluruh elemen masyarakat.

"Acara semacam itu kita laksanakan secara rutin. Kita bisa saling menyampaikan pendapat, memberikan gambaran arti pentingnya toleransi dan kerukunan antar umat beragama maupun masyarakat secara umum," terang Andy.

Terkait potensi konflik di Solo, Andy menyebut tidak jauh berbeda dengan kota lainnya. Untuk itu, mantan Kapolres Sukoharjo dan Kapolres Kudus itu mengajak masyarakat untuk bersama-sama menyelesaikannya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Merdeka.com
Kategori:GoNews Group, Umum, Pemerintahan, Politik, Jawa Timur
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/