Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
Olahraga
13 jam yang lalu
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
2
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
Olahraga
13 jam yang lalu
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
3
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
Olahraga
12 jam yang lalu
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
4
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
Olahraga
13 jam yang lalu
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
5
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
Olahraga
12 jam yang lalu
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
6
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Olahraga
9 jam yang lalu
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Pidato di Sidang Tahunan APPF 2019, Fadli Zon Bicara Pembangunan untuk Perdamaian dan Toleransi

Pidato di Sidang Tahunan APPF 2019, Fadli Zon Bicara Pembangunan untuk Perdamaian dan Toleransi
Selasa, 15 Januari 2019 15:55 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Pembangunaan merupakan instrumen penting bagi upaya menciptakan perdamaian dan toleransi. Mustahil ada perdamaian tanpa ada pembangunan berkelanjutan.

Itulah salah satu poin yang disampaikan Wakil Ketua DPR RI saat berpidato sebagai Ketua Delegasi Parlemen Indonesia dalam Sidang Tahunan APPF (Asia Pacific Parliamentary Forum) ke-27, Selasa, 15 Januari 2019, di Siem Reap, Kamboja.

"Kawasan Asia Pasifik, yang terus berkembang menjadi mesin pendorong ekonomi global, harus memastikan pembangunan yang sedang berlangsung di kawasan ini benar-benar kuat dan berkelanjutan, sesuai dengan Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030," ujarnya.

Sebab kata Fadli, saat ini kawasan Asia Pasifik masih menghadapi sejumlah konflik, seperti meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea, perselisihan wilayah di Laut Timur dan Laut Cina Selatan, serta krisis Rohingya.

"Masalah-masalah ini perlu solusi dan tak bisa diabaikan. Perdamaian dan stabilitas juga mustahil bisa dibangun jika kita lalai menyusun agenda pembangunan berkelanjutan serta memperhatikan isu ketimpangan di kawasan," tandasnya.

Fadli Zon juga meyakini, soal perdamaian, keamanan, serta pembangunan berkelanjutan akan menjadi tren di masa depan. "Sesudah perekonomian dunia berhasil mengatasi berbagai krisis yang terjadi pada abad ke-20, kini kita sedang berada di tengah era pembangunan berkelanjutan," tukasnya.

Meski demikian, menurut politisi Gerindra ini, seiring perubahan dunia yang berlangsung cepat, kompleks, dan tak terduga, skala tantangan yang dihadapi juga kian membesar. Ancaman akibat konflik bersenjata, sengketa wilayah, pelanggaran hak asasi manusia, dan meningkatnya terorisme, serta tantangan keamanan non-tradisional seperti perubahan iklim, epidemi, dan kelangkaan sumber daya, menjadi tantangan berikutnya.

"Paradigma pembangunan berkelanjutan telah menuntut kita untuk memikirkan kepentingan generasi mendatang secara serius. Kita dituntut untuk merumuskan strategi pembangunan yang lebih baik. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi, masyarakat, dan lingkungan yang seimbang, serta berkurangnya jumlah konflik, terorisme, serta perang, sangatlah diperlukan," ujarnya.

Perang, terorisme, dan konflik kata dia, menyebabkan kerusakan serius pada pembangunan, termasuk hilangnya nyawa manusia, rusaknya harta benda, lingkungan alam, dan turunnya aktivitas ekonomi serta kebebasan manusia.

"Karena itu sangat penting bagi kita untuk menjamin lingkungan global yang aman. Perang, terorisme, dan konflik bersenjata dapat membawa dampak merusak bagi pembangunan, mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan menghambat pencapaian pembangunan berkelanjutan," paparnya.

Sebaliknya lanjut Fadli, pembangunan berkelanjutan akan lebih mudah dicapai ketika keamanan dan perdamaian terjaga dengan baik.

Implementasi Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan juga merupakan langkah penting menuju tiga pilar PBB yang lebih koheren, yaitu perdamaian dan keamanan serta pembangunan dan hak asasi manusia.

Dalam hal ini kata dia, DPR RI memandang, sangat penting bagi anggota parlemen APPF untuk mendiskusikan, bertukar pandangan, serta berbagi praktik terbaik tentang bagaimana meningkatkan kerja sama di antara negara-negara anggota APPF, serta mengoptimalkan fungsi-fungsi parlementer yang akan berkontribusi pada implementasi efektif Sustainable Development Goals dan Sustaining Peace.

Dalam pidatonya, Fadli Zon juga menyampaikan pentingnya anggota parlemen dari negara-negara anggota APPF untuk bekerja sama dengan masing-masing pemerintah, organisasi internasional dan masyarakat sipil untuk mencari solusi damai dan menyelesaikan konflik yang terjadi di kawasan ini, karena situasi yang stabil akan menyediakan lingkungan yang kondusif bagi pembangunan berkelanjutan dan mempertahankan perdamaian.

Untuk diketahui, Sidang Tahunan APPF (Asia Pacific Parliamentary Forum) ke-27 ini juga dihadiri oleh delegasi dari 22 negara serta sejumlah organisasi dan negara peninjau. Acara tersebut dibuka langsung oleh para pemimpin Kamboja, mulai dari Heng Samrin, politisi senior yang juga Ketua Parlemen sekaligus mantan Presiden Republik Rakyat Kamboja, Perdana Menteri Hun Sen, yang telah menduduki jabatan Perdana Menteri Kamboja sejak 1985.

Dalam sidang APPF kali ini, Fadli Zon didampingi 8 anggota DPR RI lainnya, yaitu Dave Akbarshah Fikarno (F-Partai Golkar), Hasrul Azwar (F-PPP), Jalaluddin Rakhmat (F-PDI-P), Mercy Chriesty Barends (F-PDI-P), Dwi Aroem Hadiatie (F-Partai Golkar), Siti Masrifah (F-PKB), K.H. Surahman Hidayat (F-PKS), dan Achmad Farial (F-PPP).***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/