Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
Olahraga
22 jam yang lalu
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
2
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
Umum
20 jam yang lalu
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
3
Heru Budi Hartono Tinjau Lokasi Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung
Pemerintahan
23 jam yang lalu
Heru Budi Hartono Tinjau Lokasi Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung
4
Senator Dailami Sesalkan Pengelola Minimarket Memukul Bukan Merangkul Jukir
DKI Jakarta
23 jam yang lalu
Senator Dailami Sesalkan Pengelola Minimarket Memukul Bukan Merangkul Jukir
5
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
Umum
17 jam yang lalu
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
6
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
Olahraga
22 jam yang lalu
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
Home  /  Berita  /  Riau

Gunakan Hewan Dilindungi untuk Atraksi, Aktifis Minta Warga Boikot Sirkus Lumba-lumba di Purna MTQ

Gunakan Hewan Dilindungi untuk Atraksi, Aktifis Minta Warga Boikot Sirkus Lumba-lumba di Purna MTQ
Minggu, 13 Januari 2019 21:21 WIB
Penulis: Rizki Ganda Sitinjak
PEKANBARU - Aksi penolakan terhadap atraksi Sirkus Lumba-lumba di area depan Bandar Serai Ali Haji atau Purna MTQ Pekanbaru, Riau mendapat penolakan dari aktifis lingkungan. Atraksi itu dinilai sebagai eksploitasi terhadap hewan dilindungi dan sudah melanggar peraturan perundang-undangan, karena itu, pemerintah harus menutupnya segera.

Demikian aksi yang dilakukan oleh sejumlah aktifis dan pecinta hewan, Minggu (13/1/2019) sore. Mereka dengan tegas menolak aksi sirkus lumba-lumba yang digelar di dalam komplek Purna MTQ.

Salah seorang peserta aksi, Violetta Hasan Noor mengungkapkan, aksi sirkus lumba-lumba tersebut merupakan bentuk eksploitasi terhadap hewan dilindungi, seperti lumba-lumba, beruang madu, burung kakatua dan juga berang-berang.

Mereka sengaja dibuat lapar. Mereka diangkut dengan truk yang sempit, gelap, dan pengap. Klorin dalam kolam sering membuat mereka buta. Bunyi yang mereka dengar dalam truk, pesawat, atau musik keras pertunjukkan membuat kerusakan sonar. Tidak heran bila mereka sering ditemukan mati. Dan semua ini dengan dalih pendidikan dan pelestarian.

"Pertunjukan sirkus hewan ini bukan sebuah edukasi kepada masyarakat, tapi adalah bentuk eksploitasi terhadap hewan dilindungi," kata Violetta, sebagai kordinator lapangan.

‘’Seperti lumba-lumba, air yang digunakan bukan air laut seperti habitat aslinya, tapi air tawar yang diberi kaporit. Kalau kita ingin memberikan edukasi, kita yang pergi ke habitat mereka, bukan hewan itu yang dibawa ke habitat kita," tegasnya.

Para aktifis juga menyerukan agar warga memboikot pertunjukkan tersebut dengan tidak datang ke lokasi acara. ‘’Kami mengajak masyarakat untuk tidak datang menyaksikan pertunjukan sirkus hewan dilindungi. Pekan depan kita akan mengunjungi sekolah-sekolah mengedukasi masyarakat, sirkus itu merupakan bentuk eksploitasi," tutup Violetta. ***

Kategori:Peristiwa, Riau, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/