Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
Umum
19 jam yang lalu
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
2
Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak, Ria Ricis Resmi Jadi Janda
Umum
19 jam yang lalu
Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak, Ria Ricis Resmi Jadi Janda
3
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
Umum
19 jam yang lalu
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
4
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
5 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
5
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
4 jam yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
6
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
Olahraga
3 jam yang lalu
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
Home  /  Berita  /  Riau

Jauh dari Target, Suhardiman Amby Nilai Program Restorasi Gambut Hanya Buang-buang Anggaran

Jauh dari Target, Suhardiman Amby Nilai Program Restorasi Gambut Hanya Buang-buang Anggaran
Kamis, 10 Januari 2019 16:05 WIB
Penulis: Nyimas Naima Azzahra
PEKANBARU - Anggota Komisi III DPRD Riau, Suhardiman Amby mengklaim, bahwa program restorasi gambut dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Riau merupakan kegiatan yang mubazir dan hanya menghabiskan dana APBN.

Pasalnya, sejak digulirkan tahun 2016 lalu, realisasi program Badan Restorasi Gambut (BRG) di Provinsi Riau berjalan lamban karena baru 9,1 persen, atau sekitar 74 ribu hektar dari total target lahan 840 ribu hektar.

"Kalau BRG tidak profesional, lebih baik dananya digunakan untuk kepentingan lainnya saja. Kalau begini kan hanya menghabiskan APBN," jelas politisi yang akrab disapa Datuk tersebut di Pekanbaru, Kamis (10/1/2019).

Program restorasi lahan gambut yang tidak sungguh-sungguh, lanjutnya, juga akan menjadi kemunduran bagi investasi di Riau.

"Investasi yang ada dihancurkan dengan alasan restorasi gambut. Kan sudah ada dampaknya. Sekarang produksi pabrik dan tenaga kerja berkurang. Walaupun dijanjikan lahan lain sebagai pengganti, tapi sampai sekarang tidak ada," paparnya.

Karena itu, politisi Hanura itu meminta agar kawasan atau lahan yang akan direstorasi kembali dilakukan perbaikan, dan ditinjau ulang agar program BRG benar-benar tepat sasaran.

"Program BRG harus ditinjau ulang agar lebih tepat sasaran. Karena kalau tidak, jatuhnya bukan untuk penyelamatan lingkungan, karena lahan yang resmi dimatikan, dan investasi pun mati," jelasnya.

Sementara itu, program pemulihan ekosistem gambut yang oleh BRG di Riau seluas 840 ribu hektar dianggarkan sebesar Rp46 miliar, dan ditargetkan tuntas tahun 2020. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/