Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
13 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
15 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
12 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
12 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
5
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
12 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
6
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
13 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Pengamat Sayangkan Demokrat Bangun Eksistensi dengan Hoax

Pengamat Sayangkan Demokrat Bangun Eksistensi dengan Hoax
Rabu, 09 Januari 2019 00:22 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menilai diamnya Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam kasus cuitan 7 kontainer suara tercoblos oleh Wasekjen Demokrat Andi Arief, sebagai strategi politik baru Demokrat.

"Hanya saja strategi itu dengan hoaks. Karena, serangan politik kebohongan justru kontraproduktif dan paradoks dengan politik SBY dan bisa merugikan Demokrat," tegas Adi Prayitno, Selasa (8/1/2018) malam.

Strategi itu kata Adi, karena kesantunan politik SBY selama ini tak cukup untuk mempertahankan eksistensi dan elektabilitas Demokrat. "Kecenderungan arah mata angin politik 2019 tak memihak Demokrat. Karenanya, perlu strategi lain yang lebih nendang ke publik," ujarnya.

Selama ini lanjut Adi, Demokrat cenderung bermain aman, namun kini menggunakan strategi ganda.

"Di satu sisi tetap berteguh pada narasi ketokohan SBY yang santun dan cool. Tapi, di sisi lain menyerang sebagai bagian peneguhan eksistensi Demokrat," tambahnya.

Karena itu wajar jika SBY diam dalam kasus cuitan Andi Arief tersebut. "Dengan kasus Andi Arief itu, maka Demokrat banyak dibicarakan publik, dan dengan begitu publik diharapkan bisa dikonsolidasi untuk memilih Demokrat di pemilu 2019," ungkapnya.

Yang pasti kata Adi, setiap partai selalu ada orang seperti Andi Arief, striker tunggal yang siap bertarung di barisan depan.

"Fungsinya banyak. Salah satunya untuk menyerang lawan politik secara sporadis. Secara politik boleh saja, namun paradoks jika amunisi diskursus yang dibangun dengan hoaks," pungkasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/