Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Jelang Hadapi Uzbekistan, Ini Pesan Iwan Bule Kepada Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
20 jam yang lalu
Jelang Hadapi Uzbekistan, Ini Pesan Iwan Bule Kepada Timnas U 23 Indonesia
2
Sejarah Baru Perjalanan Sepakbola Indonesia Diawali Keputusan Iwan Bule Pilih Shin Tae-yong
Olahraga
20 jam yang lalu
Sejarah Baru Perjalanan Sepakbola Indonesia Diawali Keputusan Iwan Bule Pilih Shin Tae-yong
3
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
7 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
4
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
7 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
5
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
5 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
6
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
5 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Home  /  Berita  /  Riau

Terkendala Akses, Ratusan Anak Suku Akit di Desa Bathin Suir Meranti Putus Sekolah

Terkendala Akses, Ratusan Anak Suku Akit di Desa Bathin Suir Meranti Putus Sekolah
Jum'at, 04 Januari 2019 14:47 WIB
Penulis: Gunawan
SELATPANJANG - Ratusan anak-anak Suku Akit di Desa Bathin Suir, Kecamatan Tebingtinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, tidak bisa melanjutkan pendidikan ke SLTP dikarenakan tidak adanya sekolah tersebut di desa mereka. Disana hanya terdapat SD 10 yang dibangun pada zaman Bengkalis.

Mantan Kepala Desa Bathin Suir, Ahmad Tarmizi mengatakan jumlah anak-anak suku asli yang tidak melanjutkan sekolah di dusun tersebut mencapai ratusan orang.

Ahmad Tarmizi mengatakan, sebenarnya ada SMP satu atap di desa tetangga, Desa Lukun. Namun, akses transportasi dari Dusun Parit III, Desa Sungai Suir sangat sulit.

Untuk bersekolah ke Desa Lukun, mereka harus menyeberangi selat selama 45 menit menggunakan perahu yang disebut pompong.Tapi tidak semua warga yang memiliki perahu tersebut, sedangkan untuk transportasi umum memang tidak ada sejak dulu.

Tarmizi mengungkapkan, dari dua dusun di desanya yakni Dusun Saka dan Dusun Keridi. Dusun Saka merupakan dusun yang terisolir. Sebab, dusun tersebut dikelilingi oleh selat dan sebagian wilayah daratannya masih hutan belantara.

"Akses satu-satunya melalui jalur air, sebab jalan darat menuju ke desa dan dusun satunya lagi, Dusun Keridi juga tidak ada," ujarnya.

Sementara itu Kepala Sekolah SD 10 Batin Suir, Suardi mengatakan bahwa dirinya sudah lama menginginkan dibangunnya SLTP. Karena merasa prihatin dengan banyaknya anak di desa tersebut tidak bisa melanjutkan karena terkendala akses.

"Saya sudah sangat lama menginginkan dibangunnya SLTP disini, paling tidak SLTP terbuka, karena saya merasa prihatin dengan anak disini yang tidak bisa melanjutkan sekolah lagi," ungkapnya. ***

Kategori:Pendidikan, Riau
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/