Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Komisi B DPRD DKI Jakarta Soroti Kinerja Tahun 2023 OPD dan BUMD
Pemerintahan
16 jam yang lalu
Komisi B DPRD DKI Jakarta Soroti Kinerja Tahun 2023 OPD dan BUMD
2
Berpeluang Raih Norma Grand Master, Aditya Butuh 1 Poin Kemenangan
Olahraga
5 jam yang lalu
Berpeluang Raih Norma Grand Master, Aditya Butuh 1 Poin Kemenangan
3
Kalah dari Uzbekistan, Timnas U 23 Indonesia Masih Ada Peluang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
2 jam yang lalu
Kalah dari Uzbekistan, Timnas U 23 Indonesia Masih Ada Peluang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Home  /  Berita  /  Riau

Sepanjang 2018, BPS Sebut Inflasi Riau Masih Aman Terkendali di Angka 2,45 Persen

Sepanjang 2018, BPS Sebut Inflasi Riau Masih Aman Terkendali di Angka 2,45 Persen
Rabu, 02 Januari 2019 14:50 WIB
Penulis: Ratna Sari Dewi
PEKANBARU - Inflasi Provinsi Riau tahun kalender Januari - Desember 2018, tercatat sebesar 2,45 persen dan lnflasi Year on Year (Desember 2018 terhadap Desember 2017) sebesar 2,45 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Aden Gultom mengatakan, bahwa inflasi Riau sepanjang tahun 2018 masih aman terkendali. Pasalnya, inflasi Riau masih di bawah angka tiga persen dalam kategori inflasi rendah. Sebab, kategori sedang berada di angka 3-5 persen dan kategori tinggi di angka 5-9 persen.

Ia juga menerangkan, bahwa pada Desember 2018, Riau mengalami inflasi 0,23 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 136,69. Di mana tiga kota IHK di Riau, semua kota mengalami inflasi, yakni Pekanbaru 0,18 persen, Dumai 0,22 persen, sedangkan Tembilahan inflasi 0,70 persen.

"Inflasi Riau Desember 2018 terjadi karena adanya kenaikan harga pada lima kelompok pengeluaran," kata Aden di Pekanbaru, Rabu (2/1/2019).

Adapun lima kelompok pengeluaran itu, yakni kelompok transpor, komunikasi dan jasa komunikasi sebesar 0,56 persen, kelompok bahan makanan sebesar 0,48 persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,09 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,06 persen, dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,03 persen.

Sedangkan dua kelompok mengalami deflasi, yaitu kelompok sandang sebesar 0,12 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,03 persen.

Smeentara, komoditas yang memberikan andil terjadinya inflasi di Riau antara Iain, angkutan udara, bawang merah, daging ayam ras, tomat sayur, bayam, udang basah, buah anggur, ayam hidup dan lain-lain.

Di samping itu, komoditas yang memberi andil deflasi antara lain kentang, ikan mujair, petai, minyak goreng, telur ayam ras, emas perhiasan, bawang putih, dan Iain-lain.

Dari 23 kota di Sumatera yang menghitung IHK, semua kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 1,88 persen, diikuti oleh Batam 1,20 persen, dan Lhokseumawe 1,05 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Banda Aceh sebesar 0,02 persen.

Di Indonesia, dari 82 kota yang menghitung IHK, 80 kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kupang sebesar 2,09 persen, diikuti Pangkal Pinang 1,88 persen, dan Jayapura 1,62 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Banda Aceh sebesar 0,02 persen.

"Berdasarkan urutan inflasi kota-kota di Sumatera, kota-kota di Riau berturut-turut Tembilahan di urutan ke-9, Dumai urutan ke-17, dan Pekanbaru urutan ke-18," tuturnya.

Sementara deflasi hanya terjadi di dua kota, yaitu kota Sorong dengan deflasi sebesar 0,15 persen, dan kota Kendari sebesar 0,09 persen. ***

Kategori:Ekonomi, Riau
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/