Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
Pemerintahan
12 jam yang lalu
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
2
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
Olahraga
10 jam yang lalu
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
3
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
DKI Jakarta
12 jam yang lalu
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
4
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
Olahraga
9 jam yang lalu
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
5
Gelar Acara Halal Bihalal, Ketua Umum KK Inhil Ajak Semua Pihak untuk Bersatu
Umum
19 jam yang lalu
Gelar Acara Halal Bihalal, Ketua Umum KK Inhil Ajak Semua Pihak untuk Bersatu
6
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Pemerintahan
12 jam yang lalu
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Berdindingkan Atap dan Tak Berlantai, Begini Penampakan Satu Sekolah di Kateman Inhil

Berdindingkan Atap dan Tak Berlantai, Begini Penampakan Satu Sekolah di Kateman Inhil
Jum'at, 14 Desember 2018 15:31 WIB
TEMBILAHAN - Sebuah sekolah yang berada di Desa Penjuru, Kecamatan Kateman, Inhil, Riau terlihat tidak layak untuk dijadikan tempat belajar dan mengajar, karena hanya beratap dan berdinding daun nipah dan tak berlantai.

Sekolah itu adalah Masrasah Aliyah  (MA) Darul Falah, yang menjadi satu-satunya sekolah setingkat SMA di desa tersebut.

Salah seorang guru di sana, Herman, saat dikonfirmasi GoRiau.com, Jumat (14/12/2018) sore menjelaskan, bahwa bangunan tersebut adalah bangunan darurat.

"Kita sedang membangun untuk ruang kelas, tapi belum selesai. Sudah sekitar 3 tahun bangunan itu kita fungsikan," jelasnya.

Karena kondisnya yang seperti itu, dikatakan Herman bangunan tersebut sudah tidak bisa lagi difungsikan karena jika hujan selalu bocor dan kebanjiran.

Karena bangunannya yang tidak layak itu, dikatakannya, jumlah siswa yanh sebelumnya lebih dari 100 orang, kini hanya tersisa 53 orang.

Hadirnya MA itu sendiri, dikatakan Herman karena setiap lulus dari sekolah tingkat SMP sederajat, anak-anak di desa itu umumnya tidak melanjutkan sekolah karena tidak ada sekolah setingkat SMA.

"Di sekolah ini muridnya lebih banyak yang tidak mampu, karena kondisi bangunannya yang seperti ini. Tapi mudah-mudahan bangunan baru yang sedanh kami buat bisa cepat terselesaikan," harap Herman. ***

Editor:Hermanto Ansam
Kategori:Pendidikan, Riau, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/