Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
Umum
22 jam yang lalu
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
2
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
Umum
22 jam yang lalu
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
3
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor 'Temurun' Jadi Ajang Fun Run
Umum
22 jam yang lalu
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor Temurun Jadi Ajang Fun Run
4
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Pemerintahan
7 jam yang lalu
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
5
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
Olahraga
6 jam yang lalu
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
6
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
Olahraga
4 jam yang lalu
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Dolar Naik, Harga Karet dan Sawit di Kampar Tetap Turun, Kok Beda dengan Zaman Pak Harto

Dolar Naik, Harga Karet dan Sawit di Kampar Tetap Turun, Kok Beda dengan Zaman Pak Harto
Senin, 03 Desember 2018 22:46 WIB
Penulis: Syawal Jose
BANGKINANG - Bagi warga Kampar yang pernah jadi petani era Presiden Soeharto, kenaikan harga dolar merupakan sesuatu yang berkesan. Pasalnya, begitu dolar naik, harga-harga komoditi baik karet dan sawit bahkan pinang, langsung melonjak.

Petani pun sumringah karena harga hasil panennya sangat tinggi, dan bisa digunakan untuk menutupi kebutuhan keluarga. Bahkan kenaikan harga dolar itu juga membuat banyak petani jadi orang kaya baru.

Namun kini, warga Kampar yang berprofesi sebagai petani justru heran. Meski dolar naik, tapi harga karet dan sawit tetap turun.

''Setiap hari saya berpikir, kenapa harga karet dan harga sawit tak kunjung naik. Dulu zaman pak Harto, dan juga pernah terjadi 5 tahun yang lalu, seingat saya saat menaiknya dolar terhadap rupiah, harga karet dan sawit juga naik," ungkap warga Kampar Hulu, Guli kepada GoRiau.com, Senin (3/11/2018).

Guli menambahkan harga karet di Kecamatan Koto Kampar Hulu 4 hari yang lalu ia menjual dengan harga Rp8.000 perkilo gram. Sementara harga sawit dengan harga Rp600 perkilogram.

Sementara itu petani karet lainnya di Desa Salo, Kecamatan Salo Zulkarnain menyebutkan harga karet di Desa Salo seharga Rp6.000 perkilogram.

Untuk diketahui, perbedaan harga karet di Kecamatan Salo dan Kecamatan Koto Kampar Hulu ini disebabkan oleh getah latex, dimana kadar air di Koto Kampar Hulu lebih rendah dibandingkan getah latex Bangkinang, Salo dan sekitarnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/