Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
Olahraga
23 jam yang lalu
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
2
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
Olahraga
23 jam yang lalu
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
3
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
Olahraga
23 jam yang lalu
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
4
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Olahraga
22 jam yang lalu
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
5
Ginting Tak Mampu Lepas dari Tekanan, Indonesia Tertinggal 0-1 dari China
Olahraga
20 jam yang lalu
Ginting Tak Mampu Lepas dari Tekanan, Indonesia Tertinggal 0-1 dari China
6
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
Olahraga
17 jam yang lalu
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Di Siarang-arang Pujud, Harga TBS Kelapa Sawit Anjlok Hingga Rp700 per Kilogram

Di Siarang-arang Pujud, Harga TBS Kelapa Sawit Anjlok Hingga Rp700 per Kilogram
Petani Sawit (ilustrasi - int)
Rabu, 21 November 2018 13:32 WIB
Penulis: Ratna Sari Dewi
PEKANBARU - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Riau yang diterima petani kecil di daerah sangat rendah. Bahkan, nasip mereka kini bisa dikatakan jauh dari sejahtera.

Demikian dikatakan oleh Sinem, salah seorang petani sawit di Kelurahan Siarang-arang, Kecamatan Pujud, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau.

Wanita paruh baya ini mengatakan, bahwa harga sawit di kampungnya sangat anjlok. Di mana, saat buah sawit trek seperti saat ini, harga sawit di daerahnya hanya sebesar Rp700 per kilogram dari harga pekan lalu sebesar Rp800 per kilogram. Angka ini tentunya sangat jauh mengingat tahun sebelum-sebelumnya, harga sawit pernah menyentuh Rp1.500 per kilogram.

Adapun harga Rp700 per kilogram tersebut, kata Sinem, didapat dari menjual hasil panennya kepada toke sawit di kampungnya.

Ia mengaku terpaksa menjual sawitnya dengan toke dikampungnya karena hasil sawitnya tidak banyak dan akan rugi jika harus dijual ke ram. Sebab, jarak ram dari kebunnya sangat jauh dan bisa memakan waktu hingga satu setengah jam.

"Kebun saya tidak luas, hasilnya sedikit. Jadi saya jual sama toke. Sama toke dibeli Rp700 per kilogram. Kalau dibawa ke ram Rp850 per kilo tapi harus sewa pick up antar ke ram. Itu pun jauh. Kalau dihitung-hitung sama saja hasil bersihnya," kata Sinem kepada GoRiau.com di Pekanbaru, Rabu (21/11/2018).

Menyadari harga sawit semakin anjlok dari tahun ke tahun, ia pun meminta pemerintah untuk bertanggung jawab dan menolong rakyat kecil sepertinya.

"Tolong lah pemerintah, harga sawit kok semakin turun. Bagaimana nasip kami, katanya minyak sawit mahal. Tapi kok di kami harganya murah banget, padahal kami yang sehari-hari ngurusi sawit," tuturnya kesal. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/