Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
Olahraga
22 jam yang lalu
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
2
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
Olahraga
21 jam yang lalu
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
3
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
Olahraga
22 jam yang lalu
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
4
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Olahraga
21 jam yang lalu
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
5
Ginting Tak Mampu Lepas dari Tekanan, Indonesia Tertinggal 0-1 dari China
Olahraga
19 jam yang lalu
Ginting Tak Mampu Lepas dari Tekanan, Indonesia Tertinggal 0-1 dari China
6
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
Olahraga
16 jam yang lalu
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Peningkatan Produksi CPO dari Indonesia dan Malaysia Membebani Harga

Peningkatan Produksi CPO dari Indonesia dan Malaysia Membebani Harga
Kamis, 15 November 2018 16:22 WIB
Penulis: Ratna Sari Dewi
PEKANBARU - Menurunnya harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) terutama didorong oleh proyeksi peningkatan stok minyak kelapa sawit di Malaysia dan Indonesia, serta koreksi harga minyak mentah dan minyak kedelai.

"Peningkatan produksi dan stok dari Indonesia dan Malaysia jelas akan membebani harga," kata Kepala Seksi Pengolahan dan Pemasaran Perkebunan, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau, Tengku Neni Mega Ayu di Pekanbaru, Kamis (15/11/2018).

Ia menegaskan, bahwa penurunan harga minyak dunia memang cenderung menekan harga CPO.

Di mana, biofuel merupakan salah satu substitusi utama bagi bahan bakar minyak (BBM). Saat harga minyak dunia anjlok, produksi biofuel menjadi kurang ekonomis. Hal itu lantas menjadi sentimen menurunnya permintaan CPO sebagai bahan baku biofuel.

"Kita hanya bisa berharap semoga harga CPO lekas stabil," tuturnya.

Seperti diketahui, harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit penetapan periode 14 - 20 November 2018 mengalami penurunan pada setiap kelompok umur kelapa sawit, dengan jumlah penurunan terbesar adalah pada kelompok umur 10 - 20 tahun yang mengalami penurunan sebesar Rp145,72 per kilogram.

"Terjadi penurunan mencapai 9,98 persen dari harga minggu lalu, sehingga harga TBS kelompok umur 10 - 20 tahun periode minggu ini menjadi Rp1.314,13 per kilogram," sebutnya.

Penurunan harga TBS pekan ini memang dipengaruhi oleh penurunan harga jual CPO dan kernel periode sebelumnya dari beberapa perusahaan sumber data.

"Untuk penurunan harga kali ini tercatat lumayan besar," sebutnya.

Di mana, untuk harga jual CPO, PTPN V mengalami penurunan sebesar Rp535,70 per kilogram, Astra Agro Lestari Group mengalami penurunan harga sebesar Rp599,09 per kilogram, Asian Agri Group mengalami penurunan harga sebesar Rp496,35 per kilogram, PT Citra Riau Sarana mengalami penurunan harga sebesar Rp375,00 per kilogram, dan PT Musim Mas mengalami penurunan sebesar Rp488,00 per kilogram dari harga minggu lalu. 

Sedangkan, untuk harga jual kernel, Sinar Mas Group mengalami penurunan sebesar Rp401,90 per kilogram, Astra Agro Lestari Group mengalami penurunan harga sebesar Rp584,55 per kilogram, Asian Agri Group mengalami penurunan harga sebesar Rp546,33 per kilogram, dan PT Citra Riau Sarana mengalami penurunan sebesar Rp431,00 per kilogram dari harga minggu lalu.

"Harga CPO sebesar Rp6.014,24 dan harga Kernel Rp4.116,55," tuturnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/