Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Zaira Kusuma: Perjalanan Masih Panjang dan Harus Tetap Latihan
Olahraga
23 jam yang lalu
Zaira Kusuma: Perjalanan Masih Panjang dan Harus Tetap Latihan
2
Tekad Serdadu Tridatu Amankan Poin Penuh di Semi Final Leg Pertama
Olahraga
19 jam yang lalu
Tekad Serdadu Tridatu Amankan Poin Penuh di Semi Final Leg Pertama
3
Satoru Mochizuki Siapkan Agenda Khusus Setelah Piala Asia U-17 Wanita
Olahraga
24 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Siapkan Agenda Khusus Setelah Piala Asia U-17 Wanita
4
KPU DKI Menerima Penyerahan Dukungan Perseorangan
Pemerintahan
23 jam yang lalu
KPU DKI Menerima Penyerahan Dukungan Perseorangan
5
Tren Buruk Persib Dari Bali United Tidak Penting Bagi Hodak
Olahraga
19 jam yang lalu
Tren Buruk Persib Dari Bali United Tidak Penting Bagi Hodak
6
Kepiawaian Okto Membawa Pencak Silat Dapat Pengakuan IOC
Olahraga
20 jam yang lalu
Kepiawaian Okto Membawa Pencak Silat Dapat Pengakuan IOC
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Harga Kelapa Anjlok, Pedagang di Tembilahan Keluhkan Sepi Pembeli

Harga Kelapa Anjlok, Pedagang di Tembilahan Keluhkan Sepi Pembeli
Kamis, 15 November 2018 22:08 WIB
TEMBILAHAN - Mayoritas atau sekitar 70 persen penduduk Inhil berpenghasilan sebagai petani kelapa, anjloknya harga kelapa akhir-akhir ini mempengaruhi perekonomian di Negeri Seribu Parit ini.

Murahnya harga kelapa tidak hanya membuat petani kelapa tidak berdaya, hal itu juga turut dirasakan oleh pedagang, karena sejak harga kelapa tidak stabil, daya beli pun semakin berkurang.

Seperti yang diutarakan salah seorang penjual sayur di Pasar Terapung Tembilahan, ia mengaku akhir-akhir ini dagangannya sepi pembeli.

"Iya sepi sekarang, mana harga sayur banyak yang naik. Seperti harga kol biasa kita jual Rp5000 perkilo, sekarang sudah Rp8000 perkilo," ujarnya kepada GoRiau.com.

Tidak hanya pedagang sayur, pedagang lainnya, seperti salah seorang pedagang martabak mengakatan dengan murahnya harga kelapa saat ini, sangat mempengaruhi dagangannya.

"Biasakan banyak orang dari daerah yang datang ke Tembilahan, nginap di hotel atau wisma, sering beli martabak, sekarang sudah sepi," keluhnya.

Untuk satu hari yang biasa ia bisa menjual lebih kurang 13 kilo martabak, dengan kondisi saat ini dikatakannya paling banyak hanya 7 hingga 8 kilo perharinya.

"Ya mudah-mudahan harga kelapa bisa stabil lagi seperti dahulu, jadi aktifitas jual beli tidak lesu seperti ini," harapnya. ***

Editor:Hermanto Ansam
Kategori:Ekonomi, Riau, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/