Tahun Ini, Iven BWMF Digelar di Dalam Hutan Bakau
Penulis: Safrizal
Kata Ketua Sanggar Bathin Galang, Sopandi SSos, mengatakan, iven BWMF 2018 lebih menitik beratkan tentang pelestarian hutan mangrove. Sebab mangrove merupakan tempat paling nyaman untuk mengekspresikan musik lewat ciptaan tentang alam semesta.?
?Tema BWMF tahun ini adalah "Alam Berdendang Megalun Bunyi". Sebuah tema iven yang dibuat, bagaimana alam sebagai sumber utama bunyi-bunyian dalam sebuah ekspresi musik.
"Kita ingin para seniman bermain musik langsung di dalam hutan bakau. Stage utamanya adalah hutan bakau itu sendiri," kata Sopandi, Selasa (13/11/2018).
Laki-laki yang akrab dipanggil Atah itu mengaku, dalam melaksanakan BWMF 2018, mereka tidak ada sponsor dari pihak manapun. Mereka murni swadaya dan menggunakan sisa kas sanggar untuk pelaksanaan acara.
Guna menghemat biaya, Sopandi telah berkomunikasi dengan grup musik yang akan tampil. Ia mengabarkan bahwa penampil menggunakan biaya sendiri untuk performance di iven BWMF 2018. Beruntung banyak pelaku seni siap mensukseskan acara tanpa harus dibayar.
"Alhamdulillah, mereka siap tampil dengan biaya sendiri. Acara kita laksanakan tanggal 20 November," ujarnya.?
Ini merupakan BWMF yang keempat kali dilaksanakan di Desa Wisata Budaya Desa Bokor itu. Sebelumnya, sejak 2015 silam, telah dilaksanakan iven serupa. Tak sedikit pula musisi kelas dunia sudah datang dan tampil di Bokor. Bahkan Dinas Pariwisata Provinsi Riau pun pernah juga menjadi sponsor utama BWMF di sana.? ***
Kategori | : | Umum, Riau, GoNews Group |