Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
21 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
2
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
20 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
3
Komisi B DPRD DKI Jakarta Soroti Kinerja Tahun 2023 OPD dan BUMD
Pemerintahan
12 jam yang lalu
Komisi B DPRD DKI Jakarta Soroti Kinerja Tahun 2023 OPD dan BUMD
4
Shin Tae-yong: Gaya Meyerang dan Bertahan Uzbekistan Sama Baiknya
Olahraga
21 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Gaya Meyerang dan Bertahan Uzbekistan Sama Baiknya
5
Salma Hayek Gabung Madonna Hadirkan Budaya Meksiko dalam Tour Terakhir
Umum
20 jam yang lalu
Salma Hayek Gabung Madonna Hadirkan Budaya Meksiko dalam Tour Terakhir
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Produksi Beras Surplus, Buwas: Belum Perlu Impor Lagi

Produksi Beras Surplus, Buwas: Belum Perlu Impor Lagi
Kepala Bulog, Budi Waseso. (istimewa)
Rabu, 31 Oktober 2018 00:17 WIB
JAKARTA - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) menegaskan bahwa saat ini stok beras masih aman. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa produksi beras surplus 2,85 juta ton.

Cadangan tersebut dianggap masih cukup hingga akhir tahun. Dengan begitu, Bulog menganggap saat ini belum perlu dilakukan impor beras.

Saat ini, Bulog memiliki stok 2,4 juta ton. Dengan stok yang cukup besar, kata Budi Waseso, Bulog mampu menjaga tiga pilar ketahanan pangan nasional, yakni pilar ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilisasi.

"Hal ini menandakan kuatnya stok negeri ini," kata Budi Waseso dalam keterangan tertulis, Selasa (30/10/2018).

Gudang yang ada ternyata tak mampu menampung seluruh stok beras Bulog. OLeh karena itu, mereka harus menyewa gudang tambahan, baik gudang swasta maupun TNI. Hal ini agar beras tersebut terjaga dengan baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya.

Di sisi lain, Bulog harus menjaga stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) pada posisi 1-1,5 juta ton yang tersebar di gudang-gudang Bulog seluruh Indonesia. Budi Waseso mengatakan, stok tersebut siap disalurkan jika sewaktu-waktu dibutuhkan pemerintah untuk bencana alam maupun intervensi pasar guna menjaga stabilisasi harga.

"Sebagai stabilisator harga pangan pokok khususnya beras, Perum Bulog terus lakukan intervensi pasar secara berkesinambungan dengan menggelontorkan beras sebanyak-banyaknya melalui Operasi Pasar," sebut Budi Waseso.

"Dengan ini, pangan pokok khususnya beras tetap tersedia dalam jumlah dan kualitas yang baik," lanjut dia.

Sejak Januari 2018, Bulog telah menggelontorkan OP CBP sebanyak 384.328 ton, dengan kisaran 2.500 ton per hari. Budi Waseso memproyeksikan kebutuhan untuk operasi pasar akan mengalami kenaikan tajam menjelang akhir tahun.

"Kami terus pantau perkembangan harga pangan pokok khususnya beras dari hari ke hari supaya intervensi pasar dapat segera kami lakukan dengan menggelontorkan stok CBP dan komoditi komersial yang kami miliki," pungkas Budi Waseso.

Dalam rilisnya, BPS menyatakan bahwa mengalami surplus beras 2,85 juta ton selama 2018. Hal ini sejalan dengan rata-rata serapan 3.000 ton per hari oleh Perum Bulog yang terus melakukan penyerapan terhadap beras petani lokal.

Dengan serapan yang terus menerus dilakukan, diperkirakan hingga akhir tahun ini stok Bulog mencapai 2,7-3 juta ton. Dengan demikian, pemerintah dan masyarakat tak perlu khawatir jika terjadi bencana alam dan gejolak harga.

Stok yang cukup besar ini menandakan bahwa Pemerintah tidak perlu melakukan impor beras. ***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:kompas.com
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Ekonomi, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/