Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
13 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
2
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
11 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
3
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
13 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
4
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
11 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
5
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
7 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
6
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
6 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Ketua Fraksi Gerindra MPR: Oposisi Harusnya Jadi Teman Berdemokrasi, Bukan Musuh

Ketua Fraksi Gerindra MPR: Oposisi Harusnya Jadi Teman Berdemokrasi, Bukan Musuh
Diskusi Pembukaan Press Gatering MPR di Yogyakarta. (GoNews.co)
Sabtu, 20 Oktober 2018 02:40 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
YOGYAKARTA - Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) meminta pemerintah jadikan oposisi sebagai teman berdemokrasi, tidak dianggap sebagai musuh berkompetisi.

Ketua Fraksi Gerindra MPR Fary Djemy Francis mengatakan, demokrasi adalah cara paling tepat dalam menjalankan roda bernegara.

Menurutnya, kedaulatan sepenuhnya berada di tangan rakyat. "Namun ironisnya terkadang demokrasi saat ini malah melahirkan beragam persoalan yang justeru bikin perpecahan," ujarnya saat menjadi narasumber Fary Djemy dalam diskusi Press Gathering Pimpinan MPR RI Bertajuk Konsolidasi Nasional Menuju Pemilu 2019 di Yogyakarta, Jumat (19/10/2018) malam.

Ia mencontohkan, seperti konflik horizontal, kampanye Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA), berita hoaks, fitnah, politik uang, dugaan keberpihakan penyelenggara dan lain sebagainya.

Dia melanjutkan, perbedaan dan perdebatan adalah hal biasa dalam demokrasi.

Sebab lanjut dia, Bangsa Indonesia pun bisa besar karena perdebatan panjang para founding father. Namun perdebatan itu dilakukan bukan untuk menghancurkan, tetapi dengan semangat saling menguatkan.

Karena itu sambung dia, pemerintah seharusnya berterima kasih kepada oposisi karena di saat pemerintah salah jalan, pihak oposisi lah yang meluruskan.

"Jangan anggap oposisi sebagai musuh berkompetisi, tetapi jadikan oposisi sebagai teman berdemokrasi," tandasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, Negara Timur Tengah yang memiliki suku dan budaya nyaris sama kerap terlibat pertikaian dalam perbedaan. Sementara di Indonesia yang memiliki suku dan budaya bermacam-macam, kata dia, tetap bisa bersama-sama tanpa perpecahan.

"Inilah potret salah satu hikmah perbedaan," pungkasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/