Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Kalah, Gol Jasim Elaibi Paksa Indonesia Terbang ke Paris
Olahraga
22 jam yang lalu
Indonesia Kalah, Gol Jasim Elaibi Paksa Indonesia Terbang ke Paris
2
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
12 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
3
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
10 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
4
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
8 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
5
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
8 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
6
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
8 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Nasib Petani Kulit Manis ,Tidak Selalu Manis Sesuai Komoditasnya

Nasib Petani Kulit Manis ,Tidak Selalu Manis Sesuai Komoditasnya
Warga Kecamatan Sosopan menjemur kulit manis yang dipanen untuk proses.prngeringan harga bisa dijual kepada penampung
Selasa, 09 Oktober 2018 20:53 WIB
Penulis: Ibnu Sakti Nasution

Palas - Salah satu Kecamatan diwilayah Kabupaten.Padang Lawas(Palas) yang terletak sekitar 15 Kilometer dari pusat Ibukota Sibuhuan,dikenal penghasil kulit manis

Dikecamatan Sosopan ini ,hampir sebagian warga menggeluti usaha sebagai petani kulit manis .Kawasan Kecamatan ini berada lereng puncak kaki Bukit Barisan yang disepanjangnya jalan lintasnya dikelilingi pepohonan berwarna kuning kecoklatan .

Warga desa mulai dari Siundol Dolok, Ulim dan Aek Bargot,sepanjang hari di sibukan menghampar kulit-kulit kayu berwarna kuning kecokelatan di tepi hutan sekitarnya .

Mereka (warga-red) mengupas kulit kayu yang merupakan kulit manis yang tumbuh di sekitar lereng perbukitan dan kawasan hutan lindung. Selama bertahun tahun penduduk asli.Sosopan mengandalkan tanaman hutan kayu manis sebagai mata pencaharian tambahan .

Selain memanen buah kelapa sawit atau menyadap getah karet dan bertani dipersawahan, sebagian warga masih menjadikan mata pencarian mengumpul kulit manis dengan proses menjemurnya didepan rumah

Senasib dengan para petani di daerah lain, petani kulit manis dikecamatan Sososoan ini tidak semanis nama komoditas kayu manis.

Mayoritas warganya masih hidup dibawah garis miskin. “Harga komoditas yang dihasilkan warga seperti kayu manis, karet, harga selalu tidak menentu dan pasang surut ,” tutur Andri ,warga Desa Ulim, saat ditemui didepan rumah saat pengumpulan produksi kulit manis yang masih proses penjemuran

Andiri menuturkan,pohon kayu manis yang jumlahnya terus berkurang karena ditebang. Sehingga dalam.satu pohon bisa menghasilkan 20 kg-50 kg kulit kayu manis kering.

Dikatakan, sistem panen kayu manis yang digarap masyarakat,untuk sekali panen dengan cara ditebang. Sistem ini membuat jumlah pohon kayu manis di hutan semakin berkurang.Namun adanya juga memanen dengan.mengambil kulit aja kelestarian pohon terjaga.

“Saat ini tanaman kayu manis di hutan semakin sulit dicari, warga mulai menanam lagi tanaman kayu manis, tapi pohon itu baru bisa dipanen 10 tahun mendatang,” ucapnya

Berbeda dengan Harahap mengatakan, harga kulit manis kering saat ini tidak menentu sekitar Rp 8 -10 ribu per kg.

"Harga kukit manis tidak samis nama komoditinya,harapan kita pemerintah memprogramkan budi daya kayu manis terhadap warga lokal dan pemasarannya dilirik pengusaha sehingga membantu prekonomian warga di Kecamatan Sosopan Ini,"harapnya

Editor:Sisie
Kategori:Sumatera Utara, Ekonomi, Umum, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/