Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kesit Budi Handoyo Siapkan Pakta Integritas untuk Kepengurusan PWI Jaya 2024-2029
Umum
24 jam yang lalu
Kesit Budi Handoyo Siapkan Pakta Integritas untuk Kepengurusan PWI Jaya 2024-2029
2
Dewi Sandra Soroti Pentingnya Produk Halal di Brave Beauty Summit Qatar
Umum
23 jam yang lalu
Dewi Sandra Soroti Pentingnya Produk Halal di Brave Beauty Summit Qatar
3
Catherine Wilson Fokus pada Kesehatan dan Karier di Tengah Proses Perceraian
Umum
23 jam yang lalu
Catherine Wilson Fokus pada Kesehatan dan Karier di Tengah Proses Perceraian
4
Kembali Hadir Selepas Pandemi Covid-19, Titan Run 2024 Siap Manjakan Para Runner
Olahraga
21 jam yang lalu
Kembali Hadir Selepas Pandemi Covid-19, Titan Run 2024 Siap Manjakan Para Runner
5
Korea Utara Jumpa Jepang di Final Piala Asia Wanita U-17
Olahraga
5 jam yang lalu
Korea Utara Jumpa Jepang di Final Piala Asia Wanita U-17
6
Heru Budi Hartono Tinjau Lokasi Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung
Pemerintahan
5 jam yang lalu
Heru Budi Hartono Tinjau Lokasi Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung
Home  /  Berita  /  DKI Jakarta

Bukan Cuma di Riau, Kirab Satu Negeri GP Ansor di Langkat Juga Dibubarkan Kesultanan dan Warga

Bukan Cuma di Riau, Kirab Satu Negeri GP Ansor di Langkat Juga Dibubarkan Kesultanan dan Warga
Kamis, 20 September 2018 02:28 WIB
JAKARTA - Setelah mendapat penolakan sejumlah elemen masyarakat di Riau. Acara Kirab Satu Negeri bertema "Bela Agama Bangsa Negeri" di Langkat juga ditolak.

Sekelompok massa di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut), membubarkan kegiatan silaturahmi dalam rangka Kirab Satu Negeri bertema "Bela Agama Bangsa Negeri" yang diselenggarakan oleh PC GP Ansor Kabupaten Langkat, Rabu (19/9/2918).

Massa beralasan kegiatan tersebut akan menyebarkan Islam Nusantara. Kelompok massa yang menolak kegiatan PC GP Ansor di Kecamatan Tanjungpura di antaranya Kesultanan Langkat, Front Pembela Islam (FPI), tokoh masyarakat Muslim dan pemuda Muslim.

Warga mencabut sejumlah atribut kegiatan GP Ansor yang dipasang di sekitar gedung dan jalan. Massa juga membakar baliho di Jalan Sudirman.

Dari pantauan, ratusan warga menggeruduk dan langsung masuk ke gedung tempat kegiatan akan berlangsung. Mereka lalu meminta kepada panitia agar menghentikan kegiatan rangkaian dari Kirab Satu Negeri itu.

Sempat terjadi adu mulut antara pihak masyarakat dan panitia. Namun, aksi itu akhirnya ditengahi oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Langkat, FPI, dan sejumlah tokoh masyarakat. Mereka meminta agar kegiatan tersebut segera dibubarkan.

Sebelumnya acara yang seyogianya digelar di halaman Gedung Bina Pancasila Tanjungpura yang berfungsi menjadi atau museum pada Selasa sore, juga mendapat penolakan dari Kesultanan Langkat yang dipimpin oleh Raja Stabat Sultan Chandra, FPI, dan kelompok masyarakat. Mereka tidak mengizinkan acara PC GP Ansor digelar di halaman museum.

Kegiatan akhirnya ditunda dan digelar Rabu (19/9/2018) di Gedung Nasional Tanjungpura. Namun, massa terus meminta kepada panitia untuk menghentikan kegiatan. Bahkan, massa merampas dan mencabut baliho GP Ansor yang terpasang serta membakarnya. Karena banyaknya massa, polisi akhirnya melarang kegiatan tersebut dilaksanakan demi keamanan warga Tanjungpura.

Raja Stabat Tengku Candra mengatakan, kegiatan PC GP Ansor di Tanjungpura harus dibubarkan karena mereka tidak mau ada isu penyebaran ajaran Islam Nusantra di Kabupaten Langkat. Penolakan itu telah disepakati bersama oleh Kesultanan Langkat bersama sejumlah tokoh organisasi masyarakat dan tokoh masyarakat.

"Jelasnya dari pihak Kesultanan Langkat bersama masyarakat Kabupaten Langkat memang menolak. Kami tidak menginginkan mereka membuat acara di daerah Tanjungpura. Tadi malam kami bersama beberapa ormas dan tokoh masyarakat sudah sepakat menolak kegiatan ini," paparnya.

Tengku Chandra mengatakan, kegiatan GP Ansor dikhawatirkan menimbulkan keributan dari masyarakat setempat. Karena itu, mereka lebih baik mencegahnya sejak awal.

"Kan lebih baik minta, tutuplah acara ini daripada nanti terjadi aksi-aksi yang tidak diinginkan dari kedua belah pihak. Kami memang tidak menginginkan adanya kegiatan seperti ini lagi di Kabupaten Langkat. Kami minta di Kabupaten Langkat ini tetap satu Islam, tetap satu kepemimpinan, dan tetap satu akidah," kata Tengku Candra.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Inews.com
Kategori:DKI Jakarta, Politik, Pemerintahan, Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/