Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Munir Arysad Minta Rekrutmen PJLP dan TA Prioritaskan Warga Jakarta
Pemerintahan
16 jam yang lalu
Munir Arysad Minta Rekrutmen PJLP dan TA Prioritaskan Warga Jakarta
2
Rosan: Olimpiade Paris Diharap jadi Penentu Sukses 3 Target Utama Angkat Besi
Olahraga
12 jam yang lalu
Rosan: Olimpiade Paris Diharap jadi Penentu Sukses 3 Target Utama Angkat Besi
3
Milly Alcock Siap Beraksi dalam Film Baru Supergirl
Umum
11 jam yang lalu
Milly Alcock Siap Beraksi dalam Film Baru Supergirl
4
Komisi B DPRD DKI Bahas Pra RKPD Tahun 2025
Umum
16 jam yang lalu
Komisi B DPRD DKI Bahas Pra RKPD Tahun 2025
5
Sarwendah Layangkan Somasi, Geram Difitnah Punya Hubungan Khusus dengan Bertrand Peto
Umum
11 jam yang lalu
Sarwendah Layangkan Somasi, Geram Difitnah Punya Hubungan Khusus dengan Bertrand Peto
6
Ariel NOAH Berbagi Cerita Menjaga Keharmonisan Band
Umum
11 jam yang lalu
Ariel NOAH Berbagi Cerita Menjaga Keharmonisan Band
Home  /  Berita  /  Riau

SMAN 2 Bantah Siswanya Bolos Ketika Ditemui Wakil Bupati Meranti Said Hasyim di Kantin SMPN 1

SMAN 2 Bantah Siswanya Bolos Ketika Ditemui Wakil Bupati Meranti Said Hasyim di Kantin SMPN 1
Siswa asik main game dan tidak menyadari ada Wakil Bupati Kepulauan Meranti, Said Hasyim di dekatnya.
Senin, 20 Agustus 2018 23:06 WIB
Penulis: Safrizal
SELATPANJANG - Waka Kesiswaan SMAN 2 Tebingtinggi Yatno membantah siswanya bolos ketika ditemukan Wakil Bupati Said Hasyim di kantin SMPN 1, Senin (20/8/2018). Siswa berseragam sekolah yang ditemukan di luar ketika jam pelajaran masih berlangsung akhirnya diangkut ke Satpol PP.

Yatno juga mengatakan siswa SMAN 2 Tebingtinggi yang diangkut Satpol PP itu hanya satu orang. Meski ada satu tas ditinggal kabur siswa lain. Yatno tak mau mengklarifikasi siswa mana yang lari dan meninggalkan tas ketika dihampiri Said Hasyim Senin siang.

Menurut informasi yang beredar, siswa yang kabur dan meninggalkan tas itu juga berasal dari SMAN 2 Tebingtinggi. 

"Anak kami hanya satu orang. Saya tak mau bahas yang lari," ujar Yatno melalui telepon selular, Senin malam.

Kata Yatno, siswa mereka yang dibawa ke Satpol PP sebenarnya tidak bolos meski berseragam sekolah SMAN 2 Tebingtinggi. Sebab, siswa yang belakangan diketahui kelas X itu memang tak masuk sejak pagi.

Yatno mengaku belum bisa memantau seperti apa sikap siswanya yang diamankan Satpol PP itu. Dikarenakan anak tersebut baru sekitar satu bulan lebih masuk ke SMAN 2 Tebingtinggi.

Diceritakannya, siang itu ia mendapat telepon dari seseorang yang mengatakan siswa mereka diangkut Satpol PP. Sesampainya di Satpol PP, orang tua siswa belum datang. Termasuk tak ada konfirmasi dari pihak manapun mengenai tas yang ditinggal kabur siswa ketika dihampiri Said Hasyim.

Senin siang, pihak Satpol PP mengamankan 5 siswa karena tak masuk saat jam pelajaran. Satu orang dari SMAN 2 Tebingtinggi dan 4 lainnya dari SMAN 1 Tebingtinggi.

Di tempat terpisah, Kepala SMAN 1 Tebingtinggi, Poyadi, mengakui akan hal tersebut. Kata Poyadi, 4 anak mereka yang diangkut Satpol PP adalah siswa kelas XI. "Tapi saya belum dapat konfirmasi kronologisnya dari Waka Kesiswaan Pak Salman. Apakah mereka tak masuk sejak pagi atau seperti apa," kata Poyadi Senin malam.

Diakui Poyadi, upaya demi upaya telah mereka lakukan dalam menggembleng siswa. Seperti bekerjasama dengan Puan Kantor Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (KP3AKB) Kabupaten Kepulauan Meranti. Memasangkan kamera pengintai (CCTV) di tiap ruangan, serta pesan-pesan pembinaan saat upacara bendera.

Kerjasama dengan Puan itu, dijelaskan Poyadi, bagi anak-anak yang tertangkap, akan dikirim ke KP3AKB untuk diberikan bimbingan dan penyuluhan (BP). "Sekarang tak ada lagi program itu, semenjak Buk Syarifah Zumah pindah," ujar Poyadi.

Bagi siswa yang terlambat masuk sekolah hingga 1 jam, dulunya diarahkan untuk belajar di pustaka. Karena diprotes orang tua, akhirnya bentuk pembinaan dari sekolah itu kini ditiadakan.

Pihak SMAN 1 tak menyerah begitu saja. Guna mengawasi siswa selama di sekolah, dipasanglah CCTV. Jumlahnya mencapai 32 unit. Selain bisa memantau aktivitas siswa, pihak sekolah juga ingin melihat seperti apa guru-guru yang sedang mengajar di kelas.

"Itu menjadi bahan evaluasi kita untuk berbenah ke arah yang lebih baik. Tapi, sekarang CCTV nya sudah banyak rusak (dirusak siswa - red). Niat kita baik, mungkin mereka tak suka aktivitasnya dipantau," aku Poyadi.

Terhadap kejadian Senin siang, Poyadi merespon baik adanya upaya pencegahan dan pembinaan yang dilakukan Pemda dalam hal ini Satpol PP. Menurutnya, dalam menjaga generasi penerus bangsa ini tak cukup hanya di sekolah. Tetapi memang perlu sinergisitas semua pihak.

Peran komite, orang tua, dan pihak-pihak lain sangat diharapkan. Ia khawatir generasi penerus ini terlihat ke hal-hal negatif seperti penyalahgunaan narkoba.

"Kami sudah sering kena seperti itu (siswa tak masuk sejak pagi namun memakai seragam sekolah ketika tertangkap). Terhadap kejadian ini, saya akan panggil orang tua dan komite. Kita harus bersama menjaga anak, generasi penerus bangsa ini," tegas Poyadi.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Senin siang Wakil Bupati Kepulauan Meranti Drs H Said Hasyim menemukan adanya siswa SMA di kantin SMPN 1. Waktu itu Said Hasyim sedang melakukan monitoring pembangunan di sana.

GoRiau juga sudah mencoba mencari tahu berapa jumlah siswa SMAN 2 yang diamankan Satpol PP saat itu. Namun Kepala SMAN 2 Herman tak berhasil dikonfirmasi. Meski sudah tersambung ke ponselnya, Herman tidak menjawab panggilan dari GoRiau. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/