Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
4 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
2
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
4 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
3
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
3 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
4
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
3 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
5
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
2 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Home  /  Berita  /  Riau

Begini Curhatan Petani Kelapa di Pelalawan kepada Sekda Tengku Mukhlis

Begini Curhatan Petani Kelapa di Pelalawan kepada Sekda Tengku Mukhlis
Puluhan massa GMPLIPA menggelar aksi di depan kantor Bupati Pelalawan tuntut perbaikan harga kelapa, Rabu (8/8/2018).
Rabu, 08 Agustus 2018 12:39 WIB
Penulis: Farikhin
PANGKALANKERINCI - Puluhan massa tergabung dalam Gerakan Masyarakat dan Pemuda Peduli Kelapa (GMPLIPA) menggelar aksi demo, Rabu (8/8/2018). Tuntutan perbaikaan harga kelapa disampaikan kepada pemerintah.

Kedatangan masyarakat petani kelapa di kantor Bupati Pelalawan ditemui oleh Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Pelalawan, Tengku Mukhlis didampingi Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Pelalawan.

“Kalau kedepan seperti ini kami tak mampu. Hutang di kedai pun sudah tak bisa, karena sudah menumpuk,” tutur salah satu peserta aksi di hadapan Sekda Tengku Mukhlis.

Petani kelapa asal Desa Sungai Mas, Kecamatan Kuala Kampar ini mengungkapkan betapa sedang terpuruknya nasib yang dialami petani kelapa. “Sekolah anak kami juga terancam pak,” imbuhnya.

Ia mengungkapkan, hasil panennya  belum juga dapat dinikmati meski telah lebih dari dua puluh hari sejak dipanen dari kebun.

“Setelah kelapa saya diantar ke kabupaten tetangga, sampai sekarang belum ada jawaban. Karena belum bisa dibongkar lantaran panjang antrean yang lebih 20 hari. Kadang antrean sampai 2 bulan, yang akhirnya kelapa rijeks,” bebernya.

Senada dengan petani dari Desa Labuhan Bilik, Kecamatan Teluk Meranti. Saat ini harga kelapa anjlok hingga menyentuh harga Rp 350 ribu.

“Masyrakat Labuhham Bilik 75 persen petani kelapa. Anak cucu kami hidup sebagai petani kelapa. Sekarang 350 rupiah perbutir. Kami ingin dibantu bagaimana jalannya,” tuturnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/