Begini Curhatan Petani Kelapa di Pelalawan kepada Sekda Tengku Mukhlis
Penulis: Farikhin
Kedatangan masyarakat petani kelapa di kantor Bupati Pelalawan ditemui oleh Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Pelalawan, Tengku Mukhlis didampingi Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Pelalawan.
“Kalau kedepan seperti ini kami tak mampu. Hutang di kedai pun sudah tak bisa, karena sudah menumpuk,” tutur salah satu peserta aksi di hadapan Sekda Tengku Mukhlis.
Petani kelapa asal Desa Sungai Mas, Kecamatan Kuala Kampar ini mengungkapkan betapa sedang terpuruknya nasib yang dialami petani kelapa. “Sekolah anak kami juga terancam pak,” imbuhnya.
Ia mengungkapkan, hasil panennya belum juga dapat dinikmati meski telah lebih dari dua puluh hari sejak dipanen dari kebun.
“Setelah kelapa saya diantar ke kabupaten tetangga, sampai sekarang belum ada jawaban. Karena belum bisa dibongkar lantaran panjang antrean yang lebih 20 hari. Kadang antrean sampai 2 bulan, yang akhirnya kelapa rijeks,” bebernya.
Senada dengan petani dari Desa Labuhan Bilik, Kecamatan Teluk Meranti. Saat ini harga kelapa anjlok hingga menyentuh harga Rp 350 ribu.
“Masyrakat Labuhham Bilik 75 persen petani kelapa. Anak cucu kami hidup sebagai petani kelapa. Sekarang 350 rupiah perbutir. Kami ingin dibantu bagaimana jalannya,” tuturnya. ***
Kategori | : | Riau, Peristiwa, Pemerintahan |