Sejarah Nama Pekanbaru dan Sultan Siak ke-5, Tengku Muhammad Ali
Penulis: Ira Widana
Sebelum menjadi raja di Kerajaan Siak, Tengku Muhammad Ali merupakan seorang Panglima Besar Kerajaan yaitu pada masa pemerintahan Sultan Abdul Jalil Muhammad Muzaffar Syah.
Dan pada masa pemerintahan Sultan Ismail menjadi Sultan untuk kedua kalinya sewaktu mengantikan kedudukan beliau menjadi Sultan Siak.
Pada masa pemerintahannya Sultan Muhammad Ali kembali bersekutu dengan Belanda untuk meminta perlindungan dari musuh - musuh kerajaan yang ingin menyerang kerajaan, pada saat itu musuh yang paling utama adalah Sultan Ismail yang menuntut haknya atas singgasana Kerajaan Siak.
Pada saat pemerintahan ayahandanya yaitu Sultan Alammuddin Syah sampai dengan masa pemerintahannya, Sultan tidak membayar hutang kepada Belanda, maka Belanda membiarkan Sultan Muhammad Ali mempertahankan kedudukannya sendiri dari para musuh kerajaan dalam hal ini adalah Sultan Ismail, sehingga Sultan Ismail dengan mudah merebut kedudukannya sebagai Raja di Kerajaan Siak.
Selain itu pada masa pemerintahannya, Sultan Muhammad Ali berhasil membangun Senapelan dan mendirikan pekan (pasar) yang baru dan kemudian berkembang dengan pesatnya, sehingga diberi nama Pekanbaru.
Karena keadaannya yang semakin tua dan sakit sakitan, akhirnya Sultan Muhammad Ali mangkat pada tahun 1791 M di Pekanbaru dan dimakamkan di samping Mesjid Raya Pekanbaru.
Sultan Muhammad Ali bergelar Marhum Pekan karena telah berhasil menghubungkan Pekanbaru, Minangkabau dan lndragiri. Dari pernikahannya dengan Tengku Mandak binti Tengku Buang Asmara dan dengan istri-istri yang lain, tidak diketahui keturunan keturunannya. (Bersambung)
Sumber | : | Dokumen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI |
Kategori | : | Pendidikan, Riau |