Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
21 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
23 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
20 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
20 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
5
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
19 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
6
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
21 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Kasus dengan PKS dan Menang di MA, Fahri Ancam Sita Harta Sohibul CS Jika Tak Mampu Bayar Rp30 Miliar

Kasus dengan PKS dan Menang di MA, Fahri Ancam Sita Harta Sohibul CS Jika Tak Mampu Bayar Rp30 Miliar
Fahri Hamzah (GoNews.co/Muslikhin)
Jum'at, 03 Agustus 2018 16:12 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA – Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah menyarankan kepada elite DPP PKS yang tengah berseteru dengan dirinya, agar menyerah dan menunjukan sikap patuh pada putusan hukum Negara yang sudah final.

"Di PN sudah begitu, PT juga. Nah sekarang kan sudah final. jadi menyerah saja," kata Fahri kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (3/8/2018).
 
Menjawab pertanyaan jika para tergugat -Sohibul Iman Cs, tidak mampu membayar ganti rugi, Fahri mengancam akan menyita harta-harta para tergugat jika menolak membayar ganti rugi sebesar Rp 30 miliar.
 
"Pokoknya, kita eksekusi dulu lah. Kalau nggak ya saya sita harta-harta yang saya gugat itu," tegasnya sambil menambahkan bahwa sikap patuh dan taat pada hukum itu jauh lebih penting karena akan membantu merecovery nama partai.

Karena menurut Fahri, selama ini ada keselahan berpikir dari awal yang menganggap kata-kata dari pimpinan PKS itu seolah-olah lebih tinggi daripada hukum.
 
"Ini lah kesalahannya yang dari awal begitu. Sampai sekarang kan. Akhirnya cari alasan dan nggak pernah berdebat hukum gitu. Jadi seolah-olah kewenangan pimpinan itu lebih tinggi dari pada hukum, nggak bisa ditentang," ucap politisi asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu lagi.

Bahkan, lanjut Fahri lagi, yang merusak PKS selama ini adalah karena kecenderungan memakai partai untuk kepentingan pribadi. Dan itu terjadi dalam semua hal, termasuk dalam nego-nego (jelang Pilpres 2019) sekarang ini.
 
"Kan yang nampaknya itu. Dan selama ini, yang dibawa itu dalam melakukan negosiasi untuk pilpres adalah emosi pimpinan, bukan hukum. Jadi saya lihat yang dibawa juru bicara PKS, maupun oknum-oknum lawyer nya itu yang dibaca itu bukan hukum, tapi apa kata pimpinan," pungkasnya.***
 
 
 

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/