Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Progres Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B di Pekan ke-31 Capai 10,43 Persen
Pemerintahan
24 jam yang lalu
Progres Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B di Pekan ke-31 Capai 10,43 Persen
2
Aditya Raih Norma GM, Eka Putra Wirya: PB Percasi dan Sponsor Bangga
Olahraga
22 jam yang lalu
Aditya Raih Norma GM, Eka Putra Wirya: PB Percasi dan Sponsor Bangga
3
Target Terpenuhi, Aditya Raih Norma GM di Pertamina Indonesian GM Tournament 2024
Olahraga
23 jam yang lalu
Target Terpenuhi, Aditya Raih Norma GM di Pertamina Indonesian GM Tournament 2024
4
Pj Gubernur DKI Tekankan Pentingnya Sosialisasi UU DKJ
Pemerintahan
23 jam yang lalu
Pj Gubernur DKI Tekankan Pentingnya Sosialisasi UU DKJ
5
Sutradara Jelaskan Film 'Deadpool & Wolverine' Tak Hanya untuk Penggemar Berat
Umum
21 jam yang lalu
Sutradara Jelaskan Film Deadpool & Wolverine Tak Hanya untuk Penggemar Berat
6
Inovasi EPS PLN Percepat Pembangunan Gardu untuk Penuhi Kebutuhan Listrik Pelanggan
Pemerintahan
23 jam yang lalu
Inovasi EPS PLN Percepat Pembangunan Gardu untuk Penuhi Kebutuhan Listrik Pelanggan
Home  /  Berita  /  Riau

Hasil Uji Laboratorium, Keracunan Massal di Kampar Disebabkan oleh Bakteri

Hasil Uji Laboratorium, Keracunan Massal di Kampar Disebabkan oleh Bakteri
Sabtu, 14 Juli 2018 00:27 WIB
Penulis: Ratna Sari Dewi
PEKANBARU - Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau telah menerima informasi terkait hasil uji laboratorium terhadap 21 sampel makanan yang menyebabkan sekitar 130 warga di Desa Koto Perambahan, Kecamatan Kampa, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau keracunan massal dan 30 orang lainnya dirawat inap.

Hasil uji lab tersebut menunjukkan bahwa makanan yang dihidangkan dalam sebuah pesta di daerah tersebut diantaranya mengandung bakteri staphylococcus, bacillus bacteria dan Escherichia coli (e.coli).

"Bakteri-bakteri ini ditemukan dalam uji lab bakteriologi dan kimiawi terhadap 21 sampel makanan yang sempat dimakan oleh warga," kata Kadiskes Riau, Mimi Yuliani Nazir di Pekanbaru, Jumat (13/7/2018).

Menurut keterangan Mimi, hasil lab tersebut akan dikaji oleh Diskes Kabupaten Kampar sebagai bahan pertimbangan untuk menindaklanjuti kasus ini. Kendati demikian, Mimi mengaku belum mengetahui secara pasti apakah kasus keracunan massal ini akan berlanjut ke jalur hukum atau tidak.

"Semua yang keracunan kemarin kondisinya sudah membaik. Paling lama dirawat sehari sampai dua hari saja. Sepertinya kalau informasi mau dibawa ke jalur hukum belum ada, tapi kita lihat saja bagaimana kelanjutannya," ungkapnya.

Ia pun menghimbau supaya Diskes Kabupaten Kampar memberikan pembinaan terhadap penjamah makanan atau orang-orang yang secara langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan, sampai dengan penyajian. Salah satunya terkait sanitasi dan makanan yang higienis.

"Jadi penjamah makanan dan katering-katering itu harus diberi pembinaan. Sebab, masalah keamanan pangan itu prioritas. Ini menyangkut kesehatan masyarakat," tuturnya.

Sebagai pengingat, warga di Desa Koto Perambahan mulai muntah-muntah sejak Sabtu (30/6/2018) sore sampai malam. Puncaknya pada Minggu sore ketika warga terpaksa dilarikan ke Puskesmas karena muntah tidak kunjung berhenti.

Mulai dari anak-anak sampai dewasa yang tubuhnya lemas dirawat di Puskesmas. Ada juga yang sudah dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang dan rumah sakit di Pekanbaru.

"Habis pulang dari pesta itulah. Mulai muntah-muntah semua. Mungkin keracunan," kata Ocu yang meminta identitasnya tidak dipublis, Minggu malam. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/