Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
21 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
2
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
21 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
3
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
23 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
4
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
22 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
5
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
21 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
6
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
7 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Home  /  Berita  /  Riau

Tak Masuk Zonasi, Ratusan Lulusan SMP di Duri Terancam Putus Sekolah

Tak Masuk Zonasi, Ratusan Lulusan SMP di Duri Terancam Putus Sekolah
Siswa yang tidak lulus PPDB dikumpulkan dan didata ulang beberapa hari lalu.
Senin, 09 Juli 2018 10:11 WIB
Penulis: Ira Widana
DURI - Kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendi mengenai sistem rangkaian Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) siswa ajar tahun 2018 ini dengan sistem zonasi juga menjadi polemik bagi masyarakat di daerah Duri Barat, Babussalam dan sebagian Duri Timur.

Pasalnya untuk tiga kelurahan di Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau itu tidak masuk dalam zonasi sekolah negeri tingkat SMA sederajat. Para orang tak dapat berkeras kepada pihak sekolah untuk menerima anaknya sebagai siswa di sekolah seperti SMAN 1, 2, 3, 4, 8 dan SMAN 9 Mandau.

"Kalaulah tidak diterima juga di sekolah negeri, anak-anak menganggur dulu setahun. Sampai sekolah baru sesuai zonasi kami dibangun oleh pemerintah. Sebab berharap dengan sekolah negeri yang ada juga tipis kemungkinan diterima. Bahasa kasarnya, anak kami putus sekolah dulu," kata Sugeng kepada GoRiau.com, Senin (9/7/2018) pagi.

Lain hal dengan Roni, anaknya memang tidak mendaftar di SMA Negeri yang masuk zonasinya karena anaknya ingin masuk sekolah kejuruan atau SMK Negeri yang lokasinya sangat jauh dari tempat tinggal. Dengan persaingan nilai, anaknya juga tidak dapat diterima di SMK tersebut.

"Kalau zonasi sebenarnya anak kami ini masuknya ke SMAN 4 Mandau. Tapi kami coba daftar ke SMK, ga diterima. Sekarang mau daftar lagi ke SMAN 4 tentu ga mungkin. Pendaftaran sudah ditutup, mau tidak mau menganggur dulu setahun ini. Kalau dipaksakan masuk sekolah swasta, kami orang tak mampu. Sekolah swasta mahal," kata Roni yang mencoba mencari informasi tambahan penerimaan siswa baru di salah satu SMA Negeri ini.

Sebagai orangtua yang tidak ingin sekolah anaknya putus, Roni meminta kepada pihak terkait khususnya Dinas Pendidikan Provinsi Riau untuk menambah kuota peserta didik yang masih masuk wilayah zonasi ataupun yang tidak ada dalam zonasi. Sebab ratusan anak dari 3 kelurahan ini terdata tidak diterima masuk sekolah negeri.

"Yang kayak tadi itu, dia tinggal di Duri Barat. Sementara di Duri Barat tidak ada SMA atau tidak masuk zonasi sekolah, kemana anaknya mau masuk sekolah. Pasti juga akan menunggu tahun depan diterima di negeri," sebutnya lagi.

"Dan saya pernah baca berita bahwa Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud Hamid Muhammad bilang apabila dalam satu zona itu kelebihan karena daya tampung nggak cukup, dinas pendidikan wajib mencari sekolah bagi anak-anak ini. Jangan biarkan anak itu mencari ke sana-kemari," sambungnya lagi.***

Kategori:Pendidikan, Riau
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/