Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Zaira Kusuma: Perjalanan Masih Panjang dan Harus Tetap Latihan
Olahraga
16 jam yang lalu
Zaira Kusuma: Perjalanan Masih Panjang dan Harus Tetap Latihan
2
Satoru Mochizuki Siapkan Agenda Khusus Setelah Piala Asia U-17 Wanita
Olahraga
16 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Siapkan Agenda Khusus Setelah Piala Asia U-17 Wanita
3
Tekad Serdadu Tridatu Amankan Poin Penuh di Semi Final Leg Pertama
Olahraga
12 jam yang lalu
Tekad Serdadu Tridatu Amankan Poin Penuh di Semi Final Leg Pertama
4
KPU DKI Menerima Penyerahan Dukungan Perseorangan
Pemerintahan
16 jam yang lalu
KPU DKI Menerima Penyerahan Dukungan Perseorangan
5
Kepiawaian Okto Membawa Pencak Silat Dapat Pengakuan IOC
Olahraga
12 jam yang lalu
Kepiawaian Okto Membawa Pencak Silat Dapat Pengakuan IOC
6
Tren Buruk Persib Dari Bali United Tidak Penting Bagi Hodak
Olahraga
12 jam yang lalu
Tren Buruk Persib Dari Bali United Tidak Penting Bagi Hodak
Home  /  Berita  /  Riau

Diduga 'Dipelihara' Agen, Pangkalan LPG di Lirik Inhu Leluasa Jual Gas Bersubsidi pada Pengecer

Diduga Dipelihara Agen, Pangkalan LPG di Lirik Inhu Leluasa Jual Gas Bersubsidi pada Pengecer
Ilustrasi
Selasa, 29 Mei 2018 01:17 WIB
Penulis: Jefri Hadi
RENGAT - Meski sudah pernah mendapat peringatan dan sanksi dari instansi terkait, hal itu tidak membuat jera pemilik salah satu pangkalan gas elpiji yang ada di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau ini.

Bahkan, pemilik pangkalan gas Raja LPG yang berada di Desa Pasir Sialang Jaya, Kecamatan Lirik itu, berani menjual gas tabung melon (3 kg) tersebut secara terang-terangan pada para pengecer.

Hal itu terungkap setelah salah seorang warga didaerah itu ingin membeli gas elpiji yang disubsidi pemerintah itu. Saat warga itu tiba di pangkalan Raja LPG untuk membeli gas, ternyata sudah habis.

"Ini aneh bin ajaib, masak dalam satu jam, ratusan tabung gas elpiji yang baru saja masuk ke pangkalan itu sudah langsung habis," ungkap warga setempat kepada GoRiau.com, Senin (28/5/2018).

Usut punya usut, ternyata sebut sumber GoRiau.com itu, raibnya ratusan tabung gas 3 kilogram tersebut diduga akibat diborong oleh para pengecer yang sudah menjadi pelanggan tetap pangkalan itu.

"Apa yang dilakukan pihak pangkalan ini sungguh diluar batas kewajaran. Akibat mau meraup keuntungan lebih, mereka lebih mementingkan pra pengecer dari pada masyarakat. Padahal mereka mengetahui bahwa, gas elpiji bersubsidi tersebut peruntukan untuk masyarakat, bukan untuk para pedagang atau pengecer," ketusnya.

Sepertinya, antara pemilik pangkalan dengan pengecer itu sudah bermain mata, dan harga jual yang diterapkan pangkalan, diduga diatas harga HET (harga eceran tertinggi), dan hal itu membuat harga jual di warung pengecer menjadi sangat mahal, yakni berkisar dari Rp23.000-27.000 / tabungnya.

Dengan demikian, dirinya berharap ada pengawasan dan penindakan oleh instansi terkait terhadap pangkalan nakal tersebut, sehingga masyarakat tidak selelu dirugikan, pungkas sumber itu.

Menjawab hal itu, Andi selaku pemilik pangkalan Raja LPG mengakui, pihaknya masih melakukan penjualan elpiji terhadap para pengecer.

"Benar, kami ada menjual gas pada pengecer. Tapi hanya sebagian saja," jawab Andi.

Akan tetapi sambung Andi, hal itu tentu tidak mengganngu pada pelayanan untuk masyarakat. "Walau kami ada menjual untuk pengecer, pelayanan untuk masyarakat tetap kita lakukan," singkat Andi.(Jef)

Kategori:Ekonomi, Riau, Hukum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/