Pesantren Al-Karomah Aidarusy Gelar Penglepasan Puluhan Santri Akhir Kelas Enam

BANGKINANG - Pondok Pesantren Al-Karomah Aidarusy lepas puluhan santri akhir kelas enam angkatan kedua tahun 2017-2018, Minggu (6/5/2018) di Desa Sibiruang, Kecamatan XIII Koto Kampar Hulu.

Pada acara penglepasan atau perpisahan kelas enam ini dihadiri oleh DPD RI Abdul Gafar Usman, DPRD Provinsi Riau Ilyas HU, Anggota DPRD Kampar Diski, Ketua DPD Partai Nasdem Samsul Muhkamar, Kemenag Kampar, se Kecamatan Koto Kampar Hulu, kepala desa se Kecamatan Koto Kampar Hulu serta undangan lainnya.

Pimpinan Pondok Pesantren Al-Karomah KH. Ujang Umur pada kata sambutannya dihadapan ratusan wali murid berharap untuk bisa dilanjutkan pendidikan muridnya yang dilepas pada tahun ini.

"Hari ini kami kembali menyerahkan anak bapak ibu setelah enam tahun lamanya dididik di pesantren ini. Kami jajaran Pondok Pesantren Al-Karomah berharap untuk melanjutkan pendidikan murid-murid kami lepas ini," ujarnya.

Karena menurut Ujang Umar, jarang orang tua miskin gara-gara karena pendidikan untuk anaknya. Ia juga berharap selalu memperhatikan solat wali murid yang dilepas, karena belum tentu santri rajin solat keluar dari pesantren.

"Kami berharap kepada wali murid yang dilepas ini bisa melanjutkan pendidikan anak-anaknya, bapak ibu tidak akan miskin karena untuk melanjutkan pendidikan anak. Kami hari ini menyerahkan kembali anak bapak ibu, saya minta selalu memperhatikan solatnya, karena belum tentu anak bapak keluar disini dia rajin solat," sebutnya.

Selain itu, Ujang Umar juga berperan kepada murid tidak melupakan jasa guru, dan selalu patuh kepada orang tua.

"Kadang guru marah itu hanya dimulut, tapi dihatinya sangatlah menyayangi kalian (Murid, red), oleh karena itu jangan lupakan jasa guru. Dan selalu menghormati orang tua, karena rido orang tua adalah rido Allah," kata Umar.

Ia menambahkan selalulah eksperimen atau selalu mencoba. Karena kata Ujang Umar, manusia tidak akan mendapatkan apa-apa jika tidak mencoba.

"Manusia tidak akan mendapatkan apa-apa jika tidak berani eksperimen. Maka selalulah berani untuk maju. Pemikiran kalian boleh di Eropa, tapi hati harus selalu di Kabbah Mekkah," pesannya. ***